Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | vii, 75 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T38137 | 15-17-707913075 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20369961 |
Abstrak
ABSTRAK
Kompetensi merupakan topik hangat dalam dunia SDM saat ini. Manajemen puncak dari berbagai perusahaan sedang menyusun kompetensi umum bagi perusahaannya dan menerapkannya di dalam organisasinya. Human Resources Department (HRD) menyusun model Competency-based terhadap pengukuran performa yang mendorong tercapainya visi dan misi perusahaan. Kompetensi dapat diterapkan ke dalam semua fungsi SDM. Seperti rekrutmen, seleksi, pelatihan, promosi jabatan, penilaian kineija, dan sebagainya (Cooper, 2000). Kebutuhan akan adanya kompetensi di PT. PNM khususnya di divisi Jasa Manajemen regional 1, karena divisi tersebut merupakan divisi yang baru dibentuk sehingga belum memiliki kompetensi fungsional untuk setiap jabatan. Selain itu juga karena kurangnya karyawan yang ada di PT. PNM regional 1, menyebabkan digunakannya sistem matriks, dimana setiap karyawannya diharuskan untuk membantu divisi lain selain divisinya. Penempatan di divisi tersebut tidak berdasarkan kompetensi fungsional melainkan didasarkan pada kesamaan tugas antara divisi-divisi yang bersangkutan. PT. PNM menyadari bahwa tidak adanya kompetensi menyebabkan pihak HRD, dalam penempatan karyawan untuk suatu jabatan, tidak memiliki acuan yang jelas dan cenderung menempatkan siapa saja yang dianggap mampu untuk mengerjakan tugas-tugas dari suatu divisi. Karena kebutuhan akan adanya kompetensi fungsional di divisi Jasa Manajemen regional 1, maka penulis membuatkan rancangan untuk menyusun kompetensi fungsional bagi staf pelaksana divisi Jasa Manajemen. Sehingga dengan tersusunnya kompetensi fungsional, diharapkan penempatan atau penugasan karyawan dapat dilakukan dengan mengacu pada kompetensi tersebut. Jabatan yang akan dianalisa adalah Jasa Pelatihan, Jasa Pendampingan, Jasa Pendirian BPR/S, dan Jasa MMS/IT. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun kompetensi fungsional bagi staf pelaksana divisi Jasa Manajemen tersebut merupakan paduan antara model kompetensi dari LOMA dan model kompetensi klasik dari Spencer & Spencer (1993). Tahap-tahap tersebut terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis.
Kompetensi merupakan topik hangat dalam dunia SDM saat ini. Manajemen puncak dari berbagai perusahaan sedang menyusun kompetensi umum bagi perusahaannya dan menerapkannya di dalam organisasinya. Human Resources Department (HRD) menyusun model Competency-based terhadap pengukuran performa yang mendorong tercapainya visi dan misi perusahaan. Kompetensi dapat diterapkan ke dalam semua fungsi SDM. Seperti rekrutmen, seleksi, pelatihan, promosi jabatan, penilaian kineija, dan sebagainya (Cooper, 2000). Kebutuhan akan adanya kompetensi di PT. PNM khususnya di divisi Jasa Manajemen regional 1, karena divisi tersebut merupakan divisi yang baru dibentuk sehingga belum memiliki kompetensi fungsional untuk setiap jabatan. Selain itu juga karena kurangnya karyawan yang ada di PT. PNM regional 1, menyebabkan digunakannya sistem matriks, dimana setiap karyawannya diharuskan untuk membantu divisi lain selain divisinya. Penempatan di divisi tersebut tidak berdasarkan kompetensi fungsional melainkan didasarkan pada kesamaan tugas antara divisi-divisi yang bersangkutan. PT. PNM menyadari bahwa tidak adanya kompetensi menyebabkan pihak HRD, dalam penempatan karyawan untuk suatu jabatan, tidak memiliki acuan yang jelas dan cenderung menempatkan siapa saja yang dianggap mampu untuk mengerjakan tugas-tugas dari suatu divisi. Karena kebutuhan akan adanya kompetensi fungsional di divisi Jasa Manajemen regional 1, maka penulis membuatkan rancangan untuk menyusun kompetensi fungsional bagi staf pelaksana divisi Jasa Manajemen. Sehingga dengan tersusunnya kompetensi fungsional, diharapkan penempatan atau penugasan karyawan dapat dilakukan dengan mengacu pada kompetensi tersebut. Jabatan yang akan dianalisa adalah Jasa Pelatihan, Jasa Pendampingan, Jasa Pendirian BPR/S, dan Jasa MMS/IT. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun kompetensi fungsional bagi staf pelaksana divisi Jasa Manajemen tersebut merupakan paduan antara model kompetensi dari LOMA dan model kompetensi klasik dari Spencer & Spencer (1993). Tahap-tahap tersebut terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis.