Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | ix, 40 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 2
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T38039 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20370673 |
Abstrak
ABSTRAK
Retardasi mental merupakan gangguan fungsi kognitif yang mengakibatkan keterbatasan dalam perilaku adaptif dan tampak selama masa perkembangan (Grossman, dalam Kauffman & Hallahan, 1988). Keterbatasan yang dimiliki anak dengan retardasi mental membuat mereka tidak dapat berkembang dengan optimal sehingga perlu mendapatkan penanganan. Intervensi diberikan untuk melatih kemampuan yang penting dikuasai anak, seperti bantu diri dan kemampuan sosial (Mash & Wolfe, 2005). Retardasi mental memiliki 4 kategori berdasarkan skor IQ, yaitu retardasi mental ringan, retardasi mental sedang, retardasi mental berat, dan retardasi mental sangat berat. Pelatihan bantu diri pada anak dengan retardasi mental ringan dapat dilakukan dengan modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip belajar (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik modifikasi perilaku sangat cocok dan dapat diaplikasikan untuk mengajarkan anak dengan retardasi mental mengenai keterampilan bantu diri seperti berpakaian, makan dan kebersihan pribadi (Martin dan Pear, 2003). Tugas akhir ini bertujuan untuk melatih anak dengan retardasi mental ringan berusia 4 tahun 1 bulan, untuk memiliki keterampilan bantu diri dalam hal berpakaian. Secara khusus, pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan subjek untuk menggunakan celana dalam sendiri. Teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam pelatihan ini adalah teknik backward chaining. Backward chaining sesuai untuk meningkatkan keterampilan bantu diri dan seringkali dipakai untuk melatih berpakaian pada anak dengan retardasi mental (Martin & Pear, 2003). Backward chaining merupakan prosedur pelatihan yang biasanya digunakan jika subjek memiliki kemampuan terbatas mengenai suatu perilaku (Miltenberger, 2004). Bukti keberhasilan dari perilaku yang diajarkan pada langkah awal pelatihan masih tetap ada sampai pelatihan selesai dilakukan (Kazdin, 1980). Hasil pelatihan menunjukkan bahwa setelah menjalani 24 sesi pelatihan dengan menggunakan teknik backward chaining, subjek dapat menggunakan celana dalam sendiri tanpa bantuan orang lain.
Retardasi mental merupakan gangguan fungsi kognitif yang mengakibatkan keterbatasan dalam perilaku adaptif dan tampak selama masa perkembangan (Grossman, dalam Kauffman & Hallahan, 1988). Keterbatasan yang dimiliki anak dengan retardasi mental membuat mereka tidak dapat berkembang dengan optimal sehingga perlu mendapatkan penanganan. Intervensi diberikan untuk melatih kemampuan yang penting dikuasai anak, seperti bantu diri dan kemampuan sosial (Mash & Wolfe, 2005). Retardasi mental memiliki 4 kategori berdasarkan skor IQ, yaitu retardasi mental ringan, retardasi mental sedang, retardasi mental berat, dan retardasi mental sangat berat. Pelatihan bantu diri pada anak dengan retardasi mental ringan dapat dilakukan dengan modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip belajar (Papalia, Olds & Feldman, 2001). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teknik modifikasi perilaku sangat cocok dan dapat diaplikasikan untuk mengajarkan anak dengan retardasi mental mengenai keterampilan bantu diri seperti berpakaian, makan dan kebersihan pribadi (Martin dan Pear, 2003). Tugas akhir ini bertujuan untuk melatih anak dengan retardasi mental ringan berusia 4 tahun 1 bulan, untuk memiliki keterampilan bantu diri dalam hal berpakaian. Secara khusus, pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan subjek untuk menggunakan celana dalam sendiri. Teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam pelatihan ini adalah teknik backward chaining. Backward chaining sesuai untuk meningkatkan keterampilan bantu diri dan seringkali dipakai untuk melatih berpakaian pada anak dengan retardasi mental (Martin & Pear, 2003). Backward chaining merupakan prosedur pelatihan yang biasanya digunakan jika subjek memiliki kemampuan terbatas mengenai suatu perilaku (Miltenberger, 2004). Bukti keberhasilan dari perilaku yang diajarkan pada langkah awal pelatihan masih tetap ada sampai pelatihan selesai dilakukan (Kazdin, 1980). Hasil pelatihan menunjukkan bahwa setelah menjalani 24 sesi pelatihan dengan menggunakan teknik backward chaining, subjek dapat menggunakan celana dalam sendiri tanpa bantuan orang lain.