Penelitian ini mengeksplorasi durasi perdagangan Indonesia, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat berhentinya perdagangan. Kami menemukan sebagian besar arus perdagangan Indonesia berumur pendek, durasi rata-rata hanyalah 2 tahun untuk semua spell, baik impor atau ekspor. Namun, beberapa arus perdagangan bertahan lebih lama, yaitu barang impor penting (misalnya gandum), atau barang ekspor di mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang kuat (misalnya minyak kelapa sawit dan karet). Selain itu, perdagangan sering kali terputus ('berhenti dan mulai kembali'). Faktor-faktor yang berdampak terhadap tingkat berhentinya perdagangan impor (dan ekspor) adalah: jarak, negara mitra, nilai perdagangan awal, ukuran pasar, ukuran pemasok (hanya untuk impor), pertumbuhan rasio kredit, nilai tukar, dan jenis produk yang diperdagangkan. This study explores the duration of Indonesian trade and identifies the factors that affect its hazard rate. We found that most of Indonesian trade flows are short-lived; the median duration is merely 2 years for all spells, independent of whether one considers imports or exports. However, some trade flows last longer. These consist of imported goods, on which Indonesia depends greatly (e.g. wheat), or export goods in which Indonesia has a strong comparative advantage (e.g. palm oil or rubber). Moreover, there is evidence of trade being frequently interrupted (‘stopped and re-started’). Factors that have impacts on hazard rate of stopping import (and export) are: distance, partner countries, initial trade value, market size, supplier size (only for import), growth of credit ratio, exchange rate and product type. |