ABSTRAK Gas bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon dan senyawa nonhidrokarbon dalam fasa gas, dengan komposisi utamanya adalah metana (CH4),etana (C2H6) dan sejumlah kecil gas hidrokarbon lain. Di samping alkana,komponen-komponen yang terkandung dalam gas bumi, antara lain adalah air(H2O), H2, CO2, N2 dan lainnya. Dengan demikian, komposisi gas bumi adalahsangat bervariasi, tergantung dari sumber dan tempat dari gas bumi tersebutdiperoleh.Sebagai upaya meningkatkan nilai dan potensi gas bumi sebagai sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, diperlukan untuk melakukaninventarisasi dan pembaharuan data gas bumi Indonesia melalui kegiatan EvaluasiMutu Gas Bumi (EMGB). Evaluasi mutu gas bumi merupakan suatu evaluasi terhadap karakteristik gas bumi di Indonesia, dengan cara melakukan analisis dilaboratorium dan di lapangan menggunakan standar analisis yang telah ditetapkan.Secara teknis, evaluasi mutu gas bumi dilakukan dengan tahapan yang meliputikegiatan penentuan titik sampling, pengambilan sampel, analisis di lapangan dandi laboratorium.Praktik kerja lapangan ini bertujuan untuk mempelajari mengenaipenetapan komposisi gas bumi menggunakan alat kromatografi gas denganmetoda GPA Standard 2261 dan perhitungan sifat-sifat fisika gas bumiberdasarkan komposisinya dengan menggunakan metoda GPA Standard 2172.Melalui analisis komposisi, berbagai sifat-sifat fisika dan kimia gas bumi dapatdiketahui atau ditentukan nilainya seperti komposisi hidrokarbon, kontaminan,relative density, faktor kompresibilitas, nilai kalor, dan lainnya.Berdasarkan hasil analisis komposisi serta perhitungan beberapa sifatfisika gas bumi, diperoleh data bahwa sampel-sampel yang dianalisis tersebutmengandung senyawa hidrokarbon C1-C5, kecuali sampel ADT yang hanyamengandung metana serta DCV yang hanya mengandung metana dan propana.Data analisis juga menunjukkan terdapat kandungan dari kondensat hidrokarbondalam gas bumi, dimana menurut spesifikasi GPA, kondensat hidrokarbon harusdikendalikan dan dibatasi hanya 0.003% mol. Melalui hasil analisis terlihat bahwahampir semua sampel memiliki kondensat dengan kandungan isopentana plusdiatas 0.003% mol, kecuali untuk sampel DCV yang tidak memiliki kandunganisopentana plus sama sekali. Kandungan isopentana plus yang tinggi dapatmengidentifikasikan tidak efisiennya sistem pemisahan yang digunakan oleh perusahaan produsen gas bumi. Di samping itu, hampir semua sampelmengandung kontaminan, yaitu: O2, N2, dan CO2 yang dapat menurunkan mutugas bumi.Sampel-sampel yang dianalisis memiliki gross heating value, relativedensity, dan compressibility factor yang beragam, dimana sampel PMD memilikigross heating value tertinggi dengan nilai 1084.79666 Btu/ft3, sedangkan sampelPNC memiliki gross heating value terendah dengan nilai 897.46496 Btu/ft3. Padaperhitungan relative density , sampel PNC memiliki kerapatan relatif yang palingtinggi yaitu sebesar 0.73787 lb/ft3, sedangkan sampel DCV memiliki kerapatanrelatif yang paling rendah yaitu sebesar 0.58686 lb/ft3. Berdasarkan perhitunganpula, diketahui bahwa semua sampel yang dianalisis memiliki compressibilityfactor atau faktor kompresibilitas yang mendekati sempurna, dengan Z < 1. |