:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Korelasi antara asupan zat besi dengan indikator tinggi badan terhadap usia tb u pada anak usia 5-6 tahun di Jakarta = Corelation between iron intake and height for age indicator in child age 5-6 years in Jakarta

Andi Rama Sulaiman; Saptawati Bardosono, supervisor; Elisna Syahruddin, examiner (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014)

 Abstrak

Stunting merupakan kegagalan pertumbuah liner yang dilihat dari indikator tinggi badan terhadap usia jatuh dibawah persentil 5 (WHO). Prevalensi stunting di Indonesia (30,7%) tergolong dalam kategori High Severity (WHO). Stunting sebagai masalah gizi kronis dan multifaktorial memiliki banyak dampak antara lain peningkatan morbiditas, peningkatan mortalitas, gangguan fungsi metabolisme, komplikasi obstetrik saat hamil, gangguan perkembangan, dan penurunan produktivitas sosioekonomi. Salah satu yang menjadi faktor risiko adalah asupan nutrisi. Zat besi merupakan mikronutrien yang memiliki banyak fungsi bagi tubuh manusia termasuk dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan zat besi yang tidak adekuat dapat menyebabkan anemia defisiensi zaat besi, peningkatan risiko infeksi, gangguan perkembangan kognitif, dan gangguan perilaku. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional dengan tujuan untuk mencari korelasi antara asupan zat besi dan indikator tinggi badan terhadap usia (TB/U). Penelitian ini menggunakan data sekunder (usia, tinggi badan dan asupan zat besi) dari penelitian primer pada anak usia 5-6 tahun yang tinggal di Jl. Kimia, Jakarta. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah tidak ada korelasi bermakna antara asupan zat besi dan indikator TB/U (p=0,964). Namun tidak ada hubungan bermakna antara kecukupan asupan zat besi harian (AKG 2012) dan angka kejadian stunting (p=0,719).

Stunting is linear growth failure that defined by WHO with low height for age indicator (percentile 5). Stunting prevalence in Indonesia (30,7%) categorized as High Severity (WHO). Stunting as chronic multifactorial nutritional problem has many effect such as increase the risk of morbidity, increase the risk of mortality, impaired metabolism function, obstetric complication in pregnant women, developmental disorder, and decrease in socioeconomic productivity. Stunting has many risk factor, and one of them is nutrional intake. Iron is micronutrient that has many function in human body such as in child growth and development. Inadequte iron intake can cause iron deficiency anemia, increase in risk of infection, cognitive development disorder, and behavioural disorder. This research use cross-sectional design with purpose to find correlation between iron intake and high for age indictator. This research use secondary data (age, height, iron intake) from primary research on child age 5-6 years that live in Kimia St., Jakarta. Result of this research is there is no significant correlation between iron intake and height for age indicator (p=0,964). This research also found out that there is no significant correlation between inadequate iron intake (AKG 2012) and stunting incidence (p= 0,719).

 File Digital: 1

Shelf
 S-Andi Rama Sulaiman.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : Computer (rdadontent)
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xiv, 35 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-24-07785202 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20386125