ABSTRAK Pada kasus bullying yang terjadi di sekolah, seringkali ditemukan adanya pihak yang menyaksikan kejadian tersebut, namun tidak melakukan tindakan apapun untuk menolong. Orang yang menyaksikan kejadian bullying disebut sebagai bystander. Salah satu hal yang mempengaruhi intensi menolong pada bystander adalah persepsi kedekatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku terhadap intensi menolong bystander pedagang pada kejadian bullying siswa di sekolah. Hal ini disebabkan karena interaksi jual beli yang terjadi antara pedagang dan siswa di sekolah dapat menimbulkan adanya persepsi kedekatan. Partisipan dalam penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar SMA yang sering terjadi kasus bullying (N = 56). Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi variabel persepsi kedekatan, yaitu memiliki persepsi kedekatan dengan korban, pelaku, serta korban dan pelaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari memiliki persepsi kedekatan terhadap korban (p = 0,012), memiliki persepsi kedekatan terhadap pelaku (p = 0,000), dan memiliki persepsi kedekatan terhadap korban dan pelaku (p = 0,000) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menolong bystander pedagang pada kejadian bullying di sekolah. Pedagang yang memiliki persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku bullying memiliki intensi menolong yang lebih tinggi dibandingkan pedagang yang tidak memiliki persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku. ABSTRACTIn the case of bullying occurring in schools are often to be found witnesses, yet immediate actions to help the victims are null. The person who witnesses bullying is called bystander. One of the factors that influences intention to help among bystander is perceived closeness. This research aims to understand the influence of perceived closeness to the victims and the bullies upon intention to help among street vendors bystanders in bullying cases occurring in schools. This may be because the interaction between street vendors and students during daily transactions can elicit perceived closeness. Participants in this research are street vendors whose kiosks are located near high schools in Jakarta that are previously known to have cases of bullying (N = 56). In this research, manipulation exists in the variable perceived closeness, varying from perceived closeness to the victims, the bullies, and both. The result shows that having perceived closeness to the victims (p = 0,012), the bullies (p = 0,000), and both (p = 0,000) have significant influence upon intention to help among street vendors bystanders in bullying cases in schools. Street vendors who possess perceived closeness to the victims and the bullies are shown to have higher intention to help compared to those who do not have perceived closeness to either of both. |