Karakteristik koefisien perpindahan kalor refrijeran R-22 dan R-290 pada aliran dua fasa dalam pipa berdiameter 7,6 MM = Two phase flow R-22 and R-290 refrigerant heat transfer coefficient characteristic in 7,6 MM pipe
Panjaitan, Peter Lewis Hamonangan;
Agus Sunjarianto Pamitran, supervisor; Engkos Achmad Kosasih, examiner; Nasrudin, examiner; Budihardjo, examiner
([Publisher not identified]
, 2014)
|
[ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang karakteristik perpindahan kalor aliran dua fasa yang didapat berdasarkan pengujian dan dibandingkan dengan prediksi korelasi yang terdapat pada literatur. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan refrijeran R-22 dan R-290 yang dilakukan dalam pipa konvesional berdiameter 7,6 mm dengan bahan stainless steel (SS 316) dan panjang 1,07 m. Pengujian dilakukan dengan variasi fluks kalor (q), fluks massa (G), dan temperatur saturasi. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah nilai fluks massa yang tinggi cenderung memiliki nilai koefisien perpindahan kalor yang tinggi pada awal evaporasi dan jika diberikan fluks kalor yang tinggi maka nilai koefisien perpindahan kalor juga akan naik, dan sistem dengan nilai temperatur saturasi yang tinggi maka akan dipengaruhi oleh koefisien perpindahan panas nucleat boiling. Perbandingan refrijeran mengindikasikan bahwa nilai koefisien perpindahan kalor R-290 lebih tinggi daripada R-22. ABSTRACT, This study discusses about the characteristics of two-phase flow which obtainedby experiment and the data is compared with predictions data of correlations inthe literature. This experiment was conducted using refrijeran R-22 and R-290 ina conventional 7,6 mm pipe with stainless steel (SS 316) material and length of1,07 m. Tests carried out with variations of heat flux (q), mass flux (G), and thesaturation temperature. The result of this study is high value of the mass fluxvalues tend to have a high coefficient of heat transfer at the beginning ofevaporation and high heat flux will increase the heat transfer coefficient value.Systems with a high value of the saturation temperature will be influenced bynucleat boiling heat transfer coefficient. Refrijeran comparison indicates that thevalue of heat transfer coefficient of R-290 is higher than R-22.] |
![]()
|
No. Panggil : | S55395 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2014 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xviii, 105 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S55395 | 14-18-108599265 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20387369 |