ABSTRAK Berlangsungnya transisi demografi terjadi secara bersamaan dengan proses modernisasi. Peningkatan peran pemerintah dalam menanggulangi risiko individu seperti kemiskinan, pengangguran, dan usia tua telah dibuktikan menjadi substitusi untuk peran tradisional keluarga, yang pada akhirnya mengurangi nilai dari keluarga—terutama nilai tambah anak yang biasa membantu menghadapi risiko tersebut. Indonesia sebagai negara berkembang dengan permasalahan kesejahteraan yang cukup signifikan telah meningkatkan transfer publiknya sejak post-krisis keuangan Asia pada tahun 1998. Untuk mengerti efek dari peningkatan transfer publik, kami menggunakan Indonesia Family Life Survey 3 (2000) dan 4 (2007) menggunakan analisis deskriptif, analisis grafik dan model Probit dengan menerima transfer privat sebagai variable dependen. Hasilnya adalah probabilitas menerima transfer privat yang dilandasi oleh altruisme di-crowd out dengan keberadaan transfer publik. ABSTRACTThe occurance of demographic transition is simultaneously happened with modernization. Increasing state’s role in regulating the risks of individuals such as poverty, unemployment and old age has been proven to work as substitution to traditional family roles, which in turn reducing the value of family members—especially children’s who usually assist handling these risks. Indonesia as a developing country with significant welfare issues has been increasing the transfer from government since post-Asian financial crisis in 1998. In order to understand the effect public transfer, we use Indonesia Family Life Survey 3 (2000) and 4 (2007) using descriptive analysis, graphic analysis and Probit model with receiving private transfer as dependent variable. The result is that the probability of receiving altruistic-motivated private transfer is crowded out by the public transfers. |