[Dalam pengelolaan hutan, permasalahan kebakaran menjadi sebuah permasalahanyang saat ini tidak lagi dianggap sebagai isu lingkungan semata, namun juga sebagaiisu sosial, ekonomi, budaya, dan politik yang telah menyita perhatian dunia regionalhingga internasional. Aktivitas perladangan disebut-sebut menjadi penyebab utamadari terjadinya peristiwa kebakaran yang kian berulang di Indonesia. Maraknya kasuskebakaran hutan yang terjadi mendorong pemerintah, baik dari skala nasionalmaupun lokal membuat kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk meminimalisirkebakaran tersebut. Namun sayangnya, aktivitas perladangan yang menggunakan apisebagai alat utamanya tidak menunjukkan intensitas penurunan. Beberapa alasantersebut memunculkan pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana masyarakatmelakukan aktivitas perladangan dan seperti apa mereka menyikapi kebijakanpengendalian kebakaran hutan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Penelitian inidilakukan pada bulan Maret hingga April di Desa Mantangai Hulu, KecamatanMantangai, Kabupaten Kuala Kapuas, Kota Palangkaraya, Provinsi KalimantanTengah. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studikepustakaan. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa masyarakat Desa MantangaiHulu yang berprofesi sebagai peladang pada dasarnya telah memiliki strategi adaptasidan kearifan lokal tersendiri dalam menghadapi kondisi dan perubahan lingkungan disekitar mereka. Namun sayangnya kehadiran kebijakan yang tidak efektif dan tidakmemberikan solusi justru menyebabkan banyaknya fenomena bakar lari terjadisebagai respond an strategi masyarakat dalam menanggapi kebijakan pengendaliankebakaran hutan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, In forest management, fire becomes a problem when the problem is no longerregarded as purely environmental issue, but also as an issue of social, economic,cultural, and political world have seized the attention of regional to international.Agricultural activities touted to be the main cause of the fire is increasingly recurrentevents in Indonesia. Rampant cases of fires prompted the government, both nationaland local scale to make policies that aim to minimize the fire. But unfortunately, theactivity of farming that uses fire as its main tool does not show a decrease inintensity. Some of these reasons raises further questions about how people performactivities such as agriculture and what they respond to forest fire control policiesissued by local governments. This research was conducted in March and April in thevillage of Upper Mantangai, District Mantangai, Kuala Kapuas district, Palangkaraya,Central Kalimantan. This research was conducted by the method of observation,interviews, and literature study. Through this study, it was found that Mantangaivillagers who work as cultivators Hulu basically have to have adaptation strategiesand local knowledge and conditions of its own in the face of environmental changesaround them. Unfortunately, the presence of ineffective policies and does not providea solution actually causes more fuel to run phenomenon occurs as a response andcommunity strategies in response to forest fire control policies issued by theProvincial Government of Central Kalimantan.] |