Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | xv, 121 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S56232 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20388197 |
Abstrak
ABSTRAK
Krisis tahun 1997 merupakan sebuah critical juncture bagi reformasi kerjasama keuangan di Asia. Krisis ini mendorong ASEAN untuk mengubah arsitektur kerjasama pada sektor keuangan di antara mereka dengan kemudian melibatkan Cina, Jepang, dan Korea Selatan untuk bersama mendirikan institusi keuangan regional. Upaya ASEAN+3 ini membuahkan hasil ketika didirikan Chiang Mai Initiatives Multilateralization (CMIM) pada tahun 2009. Melihat fenomena pendirian CMIM tersebut, penulis akan menggunakan pendekatan historical institutionalism untuk menganalisis alur dan dinamika pertemuan-pertemuan yang dilakukan para menteri keuangan ASEAN+3 (AFMM+3) sampai keberhasilan pendirian CMIM. Hasil penelitian akan menunjukkan bahwa keberhasilan pendirian CMIM menjadi sebuah institusi keuangan regional tidak lepas dari terjadinya krisis keuangan tahun 1997 karena krisis tersebut menjadi penentu awal arah diskusi menuju institutionalisasi kerjasama keuangan Asia.
ABSTRACT
Asian financial crisis in 1997 was a critical juncture that marked the beginning for a reformation in financial cooperation among Asian countries. The crisis encouraged ASEAN to change its cooperation architecture to then involve China, Japan, and South Korea. Together, they created an ASEAN+3 group and later established a regional financial institution, Chiang Mai Initiatives Multilateralization (CMIM), in 2009. On that certain phenomenon, this research will use historical institutionalism approach to analyze the plots and dynamics of the ASEAN+3 Financial Minister Meetings (AFMM+3) until finally CMIM is established. The research will conclude that the success of the establishment of CMIM is closely related to the Asian financial crisis in 1997. The reason is because of that crisis, AFMM+3 was able to focus in overcoming their common concern of the institutionalization of Asian financial cooperation.
Krisis tahun 1997 merupakan sebuah critical juncture bagi reformasi kerjasama keuangan di Asia. Krisis ini mendorong ASEAN untuk mengubah arsitektur kerjasama pada sektor keuangan di antara mereka dengan kemudian melibatkan Cina, Jepang, dan Korea Selatan untuk bersama mendirikan institusi keuangan regional. Upaya ASEAN+3 ini membuahkan hasil ketika didirikan Chiang Mai Initiatives Multilateralization (CMIM) pada tahun 2009. Melihat fenomena pendirian CMIM tersebut, penulis akan menggunakan pendekatan historical institutionalism untuk menganalisis alur dan dinamika pertemuan-pertemuan yang dilakukan para menteri keuangan ASEAN+3 (AFMM+3) sampai keberhasilan pendirian CMIM. Hasil penelitian akan menunjukkan bahwa keberhasilan pendirian CMIM menjadi sebuah institusi keuangan regional tidak lepas dari terjadinya krisis keuangan tahun 1997 karena krisis tersebut menjadi penentu awal arah diskusi menuju institutionalisasi kerjasama keuangan Asia.
ABSTRACT
Asian financial crisis in 1997 was a critical juncture that marked the beginning for a reformation in financial cooperation among Asian countries. The crisis encouraged ASEAN to change its cooperation architecture to then involve China, Japan, and South Korea. Together, they created an ASEAN+3 group and later established a regional financial institution, Chiang Mai Initiatives Multilateralization (CMIM), in 2009. On that certain phenomenon, this research will use historical institutionalism approach to analyze the plots and dynamics of the ASEAN+3 Financial Minister Meetings (AFMM+3) until finally CMIM is established. The research will conclude that the success of the establishment of CMIM is closely related to the Asian financial crisis in 1997. The reason is because of that crisis, AFMM+3 was able to focus in overcoming their common concern of the institutionalization of Asian financial cooperation.