ABSTRAK TB Paru masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia termasuk diIndonesia sebagai satu negara dengan prevalensi TB paru yang tinggi. Menurut WHO (2013) dalam Global Report 2013 bahwa prevalensi tuberculosis di Indonesia diperkirakan sebesar 297 kasus per 100.000 penduduk. Sumber penular serumah, faktor lingkungan fisik rumah (pencahayaan, ventilasi, kelembaban, kepadatan penghuni) dan faktor karakteristik individu berpengaruh terhadap kejadian TB Paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara keberadaan sumber penular serumah dengan kejadian TB Paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah tahun 2013. Penelitian ini menggunakan disain studi kasus kontrol dengan sampel untuk kasus adalah orang dengan hasil pemeriksaan sputum BTA (+) dan kontrolorang dengan hasil pemeriksaan sputum BTA (-) berusia ≥15 tahun dan bertempat tinggal di wilayah kerja Kecamatan Palmerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian TB Paru yaitu keberadaan sumber penular serumah OR=4,38(95% CI:2,19-8,74), status gizi OR = 5,250 (95% CI: 2,376-10,074), faktor lingkungan fisik rumah berupa pencahayaan alami rumah OR = 4,151 (95% CI: 2,049?8,412), ventilasi rumah OR = 2,8 (95% CI: 1,366?5,569), kelembaban dalam rumah OR = 8,088 (95% CI: 4,146-15,77), dan kepadatan hunian dalam rumah OR = 2,034 (95% CI = 1,080?3,830). Berdasarkan model akhir hasil analisis multivariate diperoleh hasil bahwa seseorang yang di dalam rumahnya terdapat sumber penular berisiko 1,85 kali lebih tinggi untuk mengalami TB Paru BTA (+) dibandingkan dengan seseorang yang di dalam rumahnya tidak terdapat sumber penular setelah dikendalikan oleh faktor status gizi dan kelembaban dalam rumah. ABSTRACT Lung TB still becomes a main health problem in the world, including inIndonesia, as one of countries with a high prevalence of Lung TB. According to WHO (2013) in Global Report 2013, the tuberculosis prevalence in Indonesia is estimated around 297 cases per 100.000 people. The same living-house transmitter, the factor of physical environment of house (lighting, ventilation, moisture, and occupancy) and factors of individual characteristics affect an incident of Lung TB. The purpose of this research is to analysis the correlation between theexistence of same living-house transmitter with the incident of Lung TB BTA (+) in Public Health Centre in Palmerah year of 2013. This research uses a study design of case-control with sample, for case are people with the result of sputum BTA (+) check and control, people with the result of sputum BTA (-) whose age is ≥ 15 years old and live in Palmerah. The result of this study shows that the variables which are related with the incident of Lung TB is the existence of same living house transmitter OR=4.38 (95% CI;2, 19-8, 74), nutrition status OR = 5,250 (95% CI: 2,376-10,074), factor of physical environment of a house, such as natural lighting OR = 4,151 (95% CI: 2,049-8,412), house ventilation OR=2,759 (95% CI: 1366-5569), moist in house OR= 8,088 (95% CI:4,146-15,77), and the house occupancy OR = 2,034 (95% CI=1,080-3830). Based on the model from the result in multivariate analysis, it can be concluded that a person whose house contains a transmitter risks 1,85 times higher than someone whose house does not contain a transmitter who has a Lung TB, after being controlled by factors of nutrition status and moist in house. |