ABSTRAK Krisis energi adalah suatu kondisi dimana pemerintah tidak dapat (gagal) melakukanupaya, baik dengan memproduksikan (dan mengimpor) jenis energi dalam jumlah, mutu,harga, daerah dan waktu sesuai dengan kebutuhan. Krisis ini biasanya menunjukkekurangan minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam lainnya.Tujuan penelitian dari tesis ini adalah: 1. Mengidentifikasi aspek, komponen, dan indikatorKetahanan Energi Nasional (KEN); 2. Merumuskan Indeks KEN; 3. Mengukur tingkatKEN saat ini dan di masa datang (2015, 2020, 2025); 4. Mengidentifikasi potensiterjadinya pendadakan strategis krisis energi nasional; dan 5. Menganalisis solusi intelijenapa saja yang perlu dilakukan oleh pemerintah.Teori yang digunakan adalah Warning Intelligence dari Cynthia Grabo, Strategic Surprisedari Michael I. Handel, serta menggunakan alat analisis, yaitu: analisis kecenderungan,analisis pola, dan analisis anticipatory. Untuk penghitungan ketahanan energi mengadopsiaspek dari Asia Pacific Energy Research Centre (APERC) dengan referensi komponen danindikator dari World Energy Council, Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi– BPPT, dan Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS)Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif denganpendekatan kuantitatif. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah PurposiveSampling. Responden atau narasumber berasal dari 3 kelompok sampling, yaitu: pembuatkebijakan (kementerian, instansi pemerintah, dan DPR yang membidangi energi), pelakuusaha (BUMN serta swasta lokal dan asing), dan akademisi (universitas negeri dan swasta).Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Indeks KEN terdiri atas 4 aspek, 9 komponen dan 15indikator; 2. Rumusan Indeks KEN adalah sebagai berikut: KEN = 0.39 (Availability) +0.23 (Affordability) + 0.23 (Accessibility) + 0.15 (Acceptability); 3. kondisi KEN saat inidalam kondisi RENTAN, demikian pula tahun 2015, 2020 dan 2025; 4. Indonesia memilikiPotensi terjadinya Pendadakan Strategis Krisis Energi Nasional yang dapat menyebabkanketidakstabilan ekonomi, sosial dan politik yang pada akhirnya menggangu kestabilankeamanan Indonesia; dan 5. Solusi intelijen sebagai antisipasi agar tidak terjadipendadakan strategis berdasarkan 4 skenario, yaitu jika : 1. pasokan tidak mencukupikebutuhan; 2. pemerintah tidak mampu membiayai subsidi; 3. diberlakukannya mekanismepasar untuk harga BBM dan TDL; dan 4. terjadi kebuntuan di dalam proses politik di DPR.Saran yang dapat penulis sampaikan, antara lain pemerintah : 1. Perlu adanya kebijakanmengenai KEN yang komprehensif ; 2. Perlu melakukan pembatasan ekspor energi yangterlalu besar; 3. Harus mengembangkan potensi sumber daya energi baru terbarukan; 4.Harus memiliki rencana pengelolaan dan pemanfaatan energi Indonesia dalam jangkapanjang; 5. Melakukan pengurangan subsidi energi secara bertahap dan mengalihkan kepembangunan infrastruktur energi; 6. Menerapkan mekanisme pasar di dalam menetapkanharga BBM dan TDL; dan 7. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara Pemerintahdengan DPR. ABSTRAK Energy Crisis is acondition whereby the government is unable (failed) to perform someefforts, whether to produce (and to import) type of energy in quantity, quality, price,locationand time,that matched with the needs. This crisisusually refers tothe shortage ofpetroleumoil, electricity, or other energy resources.Theobjectives of research in this thes is are: 1.To identifyaspects, component sandindicators of National Energy Resilience (KEN); 2. To formulate KEN Index; 3. Tomeasure current and future KEN Index (2015, 2020, 2025); 4. To identify potentialoccurrence of national energy crisis’s strategic surprising attack; and 5. To analyze whatkind of intelligence solutions need to be done by the government.Theories used in this thesis are: Cynthia Grabo’s Warning Intelligence theory, Michael I.Handel’s Strategic Surprise theory, and also using several analysis’ tools, such as: trendanalysis, pattern analysis, and anticipatory analysis. For energy resilience calculation, itadopted aspects from Asia Pacific Energy Research Center (APERC) with component andindicator references from World Energy Council, Energy Resources TechnologyDevelopment Center-BPPT, and National Defence Institute (LEMHANAS).The research method used in this research is descriptive method with quantitativeapproach. Meanwhile sample determination is using Purposive Sampling technique.Respondents are coming from 3 sampling groups, which are: policy makers (ministry,government agencies, and member of parliament, in charge in energy), business institutions(state owned as well as local and foreign private enterprises), and academician (from stateand private universities).The result of this research are : 1.KEN Index consists of 4 aspects, 9 components and 15indicators; 2. KEN Index formula is as follow: KEN= 0.39 (Availability) + 0.23(Affordability) + 0.23 (Accessibility) + 0.15 (Acceptability); 3.Current KEN condition is insusceptible condition, similarly in 2015,2020 and 2025; 4.Indonesia has a potentialoccurrence of National Energy Crisis’ Strategic Surprising Attack, which can causeeconomic, social and political instability, which in the end will offend Indonesia’s securitystability; and 5. Intelligence solutions to anticipate strategic surprising attack not to happenare based on 4 scenarios, which are if: 1.Supply can not meet with the need ; 2.Government is not able to finance the subsidy; 3.Enactment of market mechanism fordetermination of gasoline price and electricity tariff; and 4. Dead lock in political process atthe parliament.Recommendations suggested by the author are among others, the government: 1.Need tohave comprehensive policies with regard to KEN; 2.Must restrict excessive export ofenergy; 3. Mustexpand new and renewable energy potentials; 4. Must have long term planof energy management and utilization; 5.Gradually reduce subsidy for energy and switchthem for construction of energy infrastructures; 6. Apply market mechanism indetermination of gasoline price and electricity tariff; and 7. Have good communication andcoordination with the parliament. |