ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji fenomena anomali padakonsep kegagalan intelijen milik Thomas Copeland dalam konteks PeristiwaGerakan 30 September 1965.Didalam memperoleh pengetahuan terkait fenomena anomali tersebut,penulis menggunakan analisa dekomposisi dan rekomposisi. Pada analisadekomposisi penulis memecah temuan yang diperoleh dengan analisa hubungan,analisa kebudayaan, analisa anomali, analisa antisipatip serta analisa resikopolitik. Setelah itu, penulis menyatukan kembali data-data tersebut denganmenggunakan analisa rekomposisi. Tahap akhir, penulis menggunakan analisasintesis guna memperoleh suatu pengetahuan yang komprehensif.Kesimpulan dari penelitian ini adalah fenomena anomali atas konsepkegagalan intelijen Thomas Copeland dalam konteks Gerakan 30 September 1965disebabkan karena faktor sosial budaya yang khas serta faktor politik. Faktorsosial budaya telah mematahkan penyebab kegagalan intelijen dalam halpermasalahan birokrasi dan organisasi intelijen, sedangkan faktor politik,khususnya politik kekuasaan yang diterapkan oleh Presiden Soekarno menjadipemicu munculnya anomali. ABSTRAK The purpose of this study is to examine the anomalous phenomena of theconcept intelligence failure belonging to Thomas Copeland-in the context ofevents Movement 30 September 1965.In acquiring knowledge related to the anomalous phenomena, the authorsused analysis of decomposition and recomposition. In the decomposition analysisthe authors break down the findings obtained by analysis of the relationship,cultural analysis, anomaly analysis, antisipatip analysis and political risk analysis.After that, the author reunite these data using analysis recomposition. The finalstage, the author uses the synthesis analysis in order to obtain a comprehensiveknowledge.The conclusion of this study is anomalous phenomena on the concept ofintelligence failures in the context of Thomas Copeland Movement 30 September1965 due to the unique socio-cultural factors and political factors. Socio-culturalfactors have broken the cause of the failure of intelligence in terms of theproblems of bureaucracy and intelligence organizations, while political factors,especially political power imposed by President Soekarno to trigger theemergence of anomalies. |