[Sejak Republik Turki terbentuk, Turki selalu mengidentifikasi dirinyasebagai bagian dari Barat. Hal ini berdampak pada perumusan politik luar negeriyang berorientasi Barat, dengan menjadi bagian dari berbagai perkembanganpolitik internasional Barat. Pemerintahan Turki saat ini, yang dipimpin olehAdelet ve Kalkιnma Partisi (AKP), menunjukkan adanya kontradiksi terhadaptradisi politik luar negeri Turki. Dalam periode pertama kepemimpinannya (2002-2007), AKP menjadikan isu integrasi Uni Eropa sebagai prioritas utama dalampolitik luar negerinya. Namun kemudian, dalam periode kedua kepemimpinannya(2007 dan seterusnya), AKP mulai secara berani menunjukkan keterlibatanaktifnya dalam berbagai isu di Timur Tengah dan juga kawasan lain, mulai dariAfrika hingga Amerika Latin. Perubahan ini terjadi dalam satu rezimkepemimpinan, sehingga memunculkan perdebatan mengapa hal ini dapat terjadi.Dengan mengkaji tulisan berbagai pengamat (Turki dan non-Turki) mulai daritahun 2007 yang memberikan pandangannya mengenai perubahan politik luarnegeri Turki, penulis menyimpulkan bahwa perubahan politik luar negeri Turki diera AKP diartikan sebagai perubahan orientasi politik luar negeri dari Westernorientedke self-oriented, yaitu pemusatan pertimbangan preferensi politik luarnegeri ke arah internal Turki, dengan mengakui potensi yang dimiliki danmengharmonisasikan faktor internal dan eksternal sambil beradaptasi denganperkembangan sistem internasional. Perubahan ini disebabkan oleh berbagaifaktor yang mencakup tiga level analisis (individu, negara, dan global) dalam tigacakupan isu (keamanan, ekonomi, dan identitas) yang berpengaruh terhadaphubungan luar negeri Turki dan persepsi internasional terhadap Turki., Since the Republic is formed, Turkey has always been identifying itself aspart of the West. This leads to the formulation of foreign policy which is Westernoriented,by involving in various Western international politics. The currentregime, Adelet ve Kalkιnma Partisi (AKP), started to initiate some policies whichare contradictive to the Turkey’s long-term foreign policy tradition. In the firstperiod (2002-2007), AKP made European Union integrations as its foreign policypriority. Yet, in the second term (2007 onwards), AKP started to blatently involvein various issues in Middle East, and also other regions from Africa to LatinAmerica. This phenomenon occurred in one regime that raised questions on whythis change occurred. By analyzing various literatures written by Turkish and non-Turkish observers in 2007 onward, I argue that change in Turkey’s foreign policyin the AKP era should be understood as change in foreign policy orientation fromWestern-oriented to self-oriented, which means centralization of foreign policypreferences based on internal consideration through acknowledging self-potentialsand harmonization of internal and external factors while adjusting to the changinginternational system. This change in Turkey’s foreign policy is driven by variousfactors ranging from security, economy, and identity issue in three level ofanalysis (individual, state, and global) that affect Turkey’s foreign relations andinternational perception on Turkey.] |