[Penelitian tentang keanekaragaman burung berdasarkan gradien elevasi telah dilakukan diHutan Mbeliling dan Sano Nggoang, Flores, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui keanekaragaman dan komposisi burung pada zona elevasirendah, tengah, dan tinggi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei dan Juli 2013 ditiga area, yaitu Wae Ndae, Dencang Mese, dan Lengkong Ra’beng. Metode pengambilandata yang digunakan adalah metode titik hitung (point count) dengan jarak antar titik-titikpengamatan sebesar 200 m dan interval waktu pengamatan 10-15 menit. Keseluruhantitik sampel yang diperoleh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu titik sampel pada zonaelevasi rendah (400-600 mdpl), tengah (700-900 mdpl), dan tinggi (>1.000 mdpl).Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan sebanyak 4.381 individu dari 70 spesies,diantaranya terdapat 18 spesies BST (Burung Sebaran Terbatas) Nusa Tenggara, 4 spesiesendemik Flores, dan 8 sub-spesies endemik Flores. Keanekaragaman pada masing-masingzona elevasi berbeda-beda dan menunjukkan pola berbanding terbalik dengankeanekaragaman tertinggi terdapat pada zona elevasi rendah (H’= 3,35; J’= 0,83; D=0,045), kemudian zona elevasi tengah (H’= 3,22; J’= 0,81; D= 0,055), dankeanekaragaman terendah pada zona elevasi tinggi (H’= 3,10; J’= 0,83; D= 0,065).Seluruh spesies burung yang ditemukan terbagi menjadi 6 kelompok berdasarkanpreferensi terhadap suatu zona elevasi. Spesies burung endemik Flores seperti Serinditflores (Loriculus flosculus), Gagak flores (Corvus florensis), dan Kehicap flores(Monarcha sacerdotum) ditemukan di setiap zona elevasi, sehingga kawasan HutanMbeliling dan Sano Nggoang dari elevasi rendah hingga elevasi tinggi miliki arti pentinguntuk konservasi spesies burung endemik Flores., Research on bird diversity along elevational gradient has been conducted in theMbeliling and Sano Nggoang Forests, Flores, East Nusa Tenggara. The aim of thisresearch was to determine the diversity and composition of birds at severalelevation zones. Research was conducted on May and July 2013 in three areas,Wae Ndae, Dencang Mese, and Lengkong Ra'beng. Bird survey was conductedusing point count method with points spaced at 200 m point interval and wasconducted for 10-15 minutes observation at each points. The point samples wereclassified into three elevation zones, low (400-600 mdpl), middle (700-900 mdpl),and high (> 1,000 mdpl) elevation zones. Seventy bird species and 4.381individuals were recorded, including 18 species of BST (Burung Sebaran Terbatas)Nusa Tenggara, 4 species endemic to Flores, and 8 sub-species endemic to Flores.Bird diversity varies along elevation zones and bird diversity showed a decrease athigher elevation zones. The highest diversity was found in the low elevation zone(H ' = 3,35; J ' = 0,83; D = 0,045), then the middle elevation zone (H ' = 3,22; J ' =0.81; D = 0.055), and lowest bird diversity in the high elevation zone (H ' = 3.10; J '= 0,83; D = 0,065). Based on the presence at certain elevation zone, all the birdspecies were clustered into six groups. Endemic bird species such as the Floreshanging-parrot (Loriculus flosculus), Flores crow (Corvus florensis), and Floresmonarch (Monarcha sacerdotum) were found at every elevation zones and suchresults make the Mbeliling and Sano Nggoang Forest have significant importancefor the conservation of endemic bird species of Flores.] |