ABSTRAK Pemekaran daerah yang menghasilkan daerah-daerah otonom barumenjadi fenomena yang menarik di Indonesia saat ini. Dalam 10 tahundesentralisasi, yaitu dari tahun 1999 sampai dengan 2009, daerah otonom diIndonesia sudah bertambah mencapai 205, yang terdiri dari 7 provinsi, 164kabupaten, dan 34 kota. Kini, hingga akhir tahun 2013 tercatat jumlah daerahyang ada di Indonesia sebanyak 539 daerah otonom, terdiri dari 34 provinsi, 412kabupaten, dan 93 kota. Demokrasi pasca reformasi memang memberi ruang yangbesar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dari Sabangsampai Merauke melalui munculnya daerah-daerah otonom baru. Tapi di sisi lain,kinerja daerah hasil pemekaran tersebut tidak berjalan secara maksimal. Sejumlahevaluasi yang dilakukan pemerintah maupun lembaga kredibel lainnyamembuktikan bahwa pemerintahan daerah otonom baru tidak berjalan secaraefektif dan efisien. Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang mengalamipenambahan daerah otonom baru yang jumlahnya cukup siginifikan juga layakuntuk dievaluasi. Penelitian ini melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintahdaerah otonom baru menggunakan skala indeks dan ketimpangan denganmenyertakan daerah otonom lama sebagai pembanding. Hasilnya, kinerjapemerintah daerah otonom baru di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008-2012 masih berada di bawah kinerja pemerintah daerah otonom lama. Namundemikian, pembangunan di daerah otonom baru sudah berjalan cukup baik yangdibuktikan dengan sejumlah indeks kinerja yang selisih angkanya tidak begitujauh berbeda dengan daerah otonom lama. ABSTRACT Rapid proliferation of regional administrations has resulted newautonomous regions becomes an interesting phenomena in Indonesia nowadays.In 10 years of decentralization, from 1999 to 2009, the autonomous region inIndonesia has increased to reach 205, which consists of 7 provinces, 164regencies, and 34 cities. Now, until the end of 2013 there are 539 autonomousregions, consists of 34 provinces, 412 regencies, and 93 cities. Democracy in thepost reform does give a large space to improve the welfare of Indonesian peoplefrom Sabang to Merauke through the emergence of new autonomous regions. Buton the other hand, the performances were not running optimally. A number ofevaluations by government or other credible institutions proved that the newautonomous regional governments do not run effectively and efficiently. SouthSumatra province as one of province having new autonomous regions should beevaluated. This study evaluated the government performance of the newautonomous regions using the index scale and imbalance by including oldautonomous regions as a comparison. As a result, the performance of the newautonomous regions in South Sumatra Province in 2008-2012 is still under the oldautonomous regions performance. However, the development of new autonomousregions has been running quite well, as proved by index numbers, is not reallydifferent from the old autonomous regions. |