Analisa implementasi konsep Triple Bottom Line pada program Corporate Social Responsibility sebagai bagian dari strategi hubungan masyarakat perusahaan : Studi kasus program C.A.F.E Practice Starbucks = Analysis on the implementation of Triple Bottom Line concept on Corporate Social Responsibility as a part of corporate public relations strategy : Case study C.A.F.E Practice Starbucks
Ressi Putri Avicenia;
Surti Utami, supervisor
([Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, ], 2014)
|
ABSTRAK Makalah ini akan membahas mengenai bagaimana Starbucks mengimplementasikan ketigapilar yang disebut dengan konsep Triple Bottom Line (TBL) dalam program Corporate SocialResponsibility (CSR) sebagai salah satu strategi Hubungan Masyarakat (Humas). Makalah inijuga akan membahas mengenai bagaimana Starbucks berhasil mengintegrasikan kepentinganperusahaan dan kepentingan dari pemangku kepentingannya ke dalam program CSR. Hasildari analisis yang dilakukan adalah Starbucks telah berhasil mengimplementasikan konsepTBL untuk menjawab isu dari 3 aspek yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan pada programCSR-nya. Program CSR Starbucks juga memberikan manfaat pada reputasi dan hubunganantara Starbucks dan para pemangku kepentingan. Hubungan baik tersebut dijalin dengancara meningkatkan kualitas hidup dari pemangku kepentingannya yang juga memilikidampak kepada keberlangsungan perusahaan. ABSTRACT This paper will discuss about how Starbucks implemented the three pillars of Triple BottomLine (TBL) concept into their Corporate Social Responsibility (CSR) program as a part ofPublic Relations (PR) strategy. This paper will also discuss about how Starbucks successfullyintegrated their corporate goals and the interests of their stakeholders into the CSR program.The results of the analysis is that Starbucks has successfully implemented the concept of TBLto address the issue of the 3 aspects such as social, economic and environmental in their CSRprogram. Starbucks CSR program also provided benefits to the reputation and the beneficialrelationship between Starbucks and their stakeholders. Beneficial relationship is maintainedby improving the stakeholders’ quality of life and at the same time have an impact on thesustainability of the company. |
![]()
|
No. Panggil : | MK-PDF |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, ], 2014 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resources |
Deskripsi Fisik : | 30 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-PDF | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20404631 |