|
Dilaporkan tiga kasus ESS pada wanita umur 49-55 tahun. Keluhan penderita adalah benjolan pada perut bawah atau perdarahan per vaginam, dan secara klinis didiagnosis suatu mioma uteri atau tumor solid ovarium. Satu kasus masih terbatas pada uterus, dua lainnya invasif hingga adneksa bilateral. Secara mikroskopis ketiganya tersusun atas sel-sel bulat ovoid menyerupai sel stroma endometrium fase proliferasi, umumnya tersusun solid, namun salah satunya juga menunjukkan pola susunan glanduler, tubuler dan sex cord-like pattern. Ketiga kasus menunjukkan invasi miometrium, dua di antaranya juga menunjukkan invasi limfatik/vaskular. Salah satu kasus diduga berasal dari endometriosis. Dua kasus termasuk ESS grade rendah dengan jumlah mitosis <10/10HPF, sedangkan satu lainnya grade tinggi karena sel tumor tampak lebih pleomorfik dengan mitosis >10/10HPF, yang oleh sebagian ahli disebut dengan istilah undifferentiated uterine scroma. Satu kasus termasuk stadium IB (FIGO) dan memiliki prognosis baik, namun lainnya berprognosis lebih buruk karena termasuk stadium IIIA.ESS umumnya dapat didiagnosis berdasarkan morfologi di mana sel menyerupai sel-sel stroma endometrium fase proliferasi. Sarkoma ini terbagi atas dua grade yaitu grade rendah dan tinggi berdasarkan aktifitas mitosis. Prognosis antara lain ditentukan oleh stadium saat diagnostik. Bila ESS tidak menunjukkan gambaran morfologi yang klasik disarankan diagnosis konfirmasi dengan pemeriksaan imunohistokimia CD10. Pada ESS grade rendah juga disarankan pemeriksaan Estrogen Receptor (ER) dan Progesteron Receptor (PR) sebagai dasar pertimbangan terapi hormonal. |
