Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberantasan infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada murid sekolah dasar (SD) peserta program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) setelah program tersebut berjalan selama 2 tahun. Pemeriksaan tinja dilakukan di SD Selagalas dan SD Cakranegara, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. SD Selagalas adalah peserta program PMTAS, sedangkan SD Cakranegara belum pernah mendapat baik program PMTAS maupun program pemberantasan penyakit cacing. Data bobot dan tinggi badan diambil dari data usaha kesehatan sekolah (UKS) dan data tentang ada tidaknya jamban serta kebiasaan mereka buang air besar diambil melalui kuesioner. Hasil studi menunjukkan bahwa prevalensi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura untuk SD Selagalas berturut-turut 78,53% dan 63,90% , sedangkan untuk SD Cakranegara berturut-turut 72,63% dan 60,00%. Reinfeksi untuk A.lumbrucoides dan T.trichiura di SD Selagalas berturut-turut 28,,30% dan 51,90%, sedangkan di SD Cakranegara berturut-turut 19,44% dan 50,00%. Reinfeksi di SD Selagalas adalah sesuai dengan kebiasaan anak-anak sekolah yang buang air besar, yaitu 76,00% buang air besar di selokan atau sungai. Bobot dan tinggi badan murid SD Selagalas meningkat setelah 3 bulan pengobatan, sedangkan di Cakranegara terjadi penurunan bobot badan sesudah pengobatan, namun masih dalam batas status gizi baik. |