Kata tasawuf memang tidak terdapat dalam al-Quran dan hadits. Akan tetapi benang merahnya sudah ada dalam al-Quran dan al—Hadits, dengan menggunakan kalimat al-Ahsan dan pelakunya disebut al-Muhsin. Diriwayatkan dalam al-Hadits yang mengisahkan dimana Malaikat Jibril AS. mengajarkan ajaran agama, mengenai iman, islam, dan ihsan. Sebagaimana ilmu-ilmu keislaman yang lain seperti 'Ulum Al-Quran, Tafsir, 'Ulum Al-Hadits, Ushul Al-Fiqh berkembang maka ilmu tasawufpun berkembang. Bahan bakunya sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw., para shahabat, tabi'in, shalaf as-shalihin, para masyakikh, para mursyidin sampai zaman kita sekarang. Sudah barang tentu dinamikanya mengikuti situasi dan kondisi pada zamannya. Selain itu dalam perkembangannyapun juga tergantung kepada para pembawa janji-janji tasawuf dalam membawa estafet pengembangannya baik di belahan dunia maupun Indonesia. Ritual tarekat dapat berkontribusi dalam transformasi sosial dengan mendorong para pengikut untuk menyesuaikan diri lebih dekat dengan nilai-nilai yang tersirat dalam doktrin dan etika tasawuf yang diajarkan. |