Indonesia sekarang ini mengalami krisis tenaga kerja ahli. Hanya 2% dari total tenaga kerja Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi, dan mereka rata-rata kurang memiliki soft skill yang memadai. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan memerlukan sebuah sistem yang dapat mendukung kultur ekspertis. Dengan berkaca pada sistem kolektivis Jepang dan Cina yang mengutamakan pada waktu kontrak pegawai jangka panjang, pengutamaan kualitas pegawai, dan pemberian on-the-job training secara berkala, penulis menggagas ide mengenai pengadaan talent-based training, sebuah bentuk sistem penempatan pegawai yang berbasis pada on-the-job training dan minat serta bakat pegawai. Dengan sistem ini diharapkan dapat tercipta suatu kultur organisasi yang dapat mendukung para pegawai untuk menjadi seorang master. |