Arsitektur di Bali berkembang dengan pesatnya. Pengaruh-pengaruh dari luar Bali membawa perubahan terhadap bentuk arsitektur Bali. Fenomena kebebasan dalam mengekspresikan nilai-nilai estetika mendapatkan porsi lebih besar dan menekan unsur-unsur budaya lokal. Permasalahan muncul ketika sesuatu yang sifatnya masih kokoh bertahan dengan sifat provan (tradisional) bertemu dnegan bentuk-bentuk profit (modern). Seolah-olah menghilangkan regionalisme dan menampilkan internasionalisme (Prijotomo, 2008:17).Penelitian ini bersifat deskriptif, pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling di kompleks pertokoan Kuta Galeria-Bali. Pada komplek bangunan retail ini, terdapat banyak jenis bangunan hybrid yang unusr-unsur lokal Bali hanya sekedar menjadi tempelan yang ditunjukkan melalui pemanfaatan ornamen-ornamen arsitektur tradisional Bali.Hasil penelitian ini adalah bahwa bangunan retail pada obyek terpilih mayoritas “merasa kesulitan” untuk menampilkan arsitektur lokal Bali dalam upayanya mewujudkan konsep hybrid, berpadu dengan arsitektur modernnya. Pada bagian akhir penelitian diserta rekomendasi tentang pertimbangan dalam mendesain bangunan retail dengan kosnep hybrid yang menyatukan arsitektur modern dengan arsitektur tradisional Bali. |