Tulisan ini mendiskusikan tentang gerakan mahasiswa di pusaran fundamentalisme Islam di lingkungan Universitas Indonesia. Selama kurang lebih tiga decade terakhir, kampus ini diwarnai dengan berbagai aktivitas Jamaah Salafi, Harakah Tarbiyah, dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kemunculan ketiganya membuat terkejut beberapa ormek (organisasi mahasiswa ekstra kampus) berbasis Islam yang sudah eksis sebelumnya, seperti HMI, IMM, PMII di perguruan tinggi negeri tersebut. Pasalnya, gerakan mereka lebih dari sekedar menarik mahasiswa untuk aktif di acara-acara bercirikan Islam, tetapi berupaya menguasai posisi-posisi strategis di dewan kemahasiswaan. Kehadiran mereka membawa cara berpikir keIslaman yang rigid, tertutup, dan literatif. Pemahaman keagamaan yang eksklusif seperti itu menjadi benih tumbuhnya gerakan Islam yang radikal. Tentu, masyarakat merasa terancam karena sejumlah organisasi Islam transnasional tersebut tidak mengakui demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang sah di negeri ini. Di awal pembahasan penelitian ini akan mengulas varian gerakan fundmentalisme Islam di Universitas Indonesia. Selanjutnya tulisan ini akan menghadirkan tipologi dan respon gerakan fundamentalisme Islam kampus terhadap pokok-pokok pikiran Negara modern. |