Para pemimpin politik mengharapkan bahwa perubahan yang dilakukannya dipersepsikan berdampak besar di mata konstituennya; bilamana mungkin nampak lebih besar daripada perubahan yang secara aktual atau sesungguhnya dilakukan. Sejumlah hasil survei memperlihatkan bahwa orang cenderung menilai kondisi bangsa ini lebih buruk daripada kondisi di masa lampau. Penelitian ini menjelaskan bahwa kedua hal tersebut dan gejala-gejala sejenis di masyarakat dapat dijelaskan dan dapat dicapai dengan variasi kesadaran tentang perubahan diri. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa berkat perubahan diri yang tidak disadari, orang memberikan penilaian berlebihan (bias overestimasi) tentang perubahan dunia atau perubahan sosial. Data yang dikumpulkan dari 143 mahasiswa Jakarta (37 laki-laki, 86 perempuan, M = 20,23 tahun, SD = 0.89 tahun) dengan metode penyampelan insidental dianalisis dengan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran perubahan diri merupakan prediktor signifikan bagi persepsi tentang perubahan sosial (R2 = 0.144, F(1, 142) = 24.690, p < 0,01) dan keduanya berkorelasi negatif (β = -0.379, p < 0.01). Arti penting temuan penelitian ini bagi pendidikan, konseling, psikoterapi, serta saran metodologis untuk penelitian lebih lanjut, diuraikan pada bagian akhir artikel ini. |