Tan Malaka adalah bapak bangsa dan pemikir Indonesia yang kerapdilupakan. Tan pernah diasingkan ke Amsterdam karena keterlibatannya di partai komunis. Setelah itu, dia hidup sebagai pelarian selama 20 tahun. Di akhir masa pelarian itu, Tan menyusup kembali ke Indonesia. Pada saat itulah ia menulis salah satu mahakaryanya yang berjudul Madilog; singkatan dari Materialisme, Dialektika, dan Logika. Tiga konsep ini merupakan buah pembelajarannya dunia Barat dan dipandang sebagai obat mujarab bagi kemajuan masyarakat Indonesia yang ketika itu masih diliputi logika mistika. Menurut Tan Malaka, tanpa perubahan pola pikir, bangsa Indonesia tidak bisa berdaulat atas Tanah Air sendiri. Di satu sisi, harus diakui bahwa Tan Malaka-- Yang karena setuasi zaman itu mengalami isolasi akademis saat menulis Madilog--menggunakan beberapa konsep yang telah usang (seperti materialisme dialektis Engels, kerangka tiga langkag perkembangan masyarakat August Comte, dan utopia masyarakat industri) serta cendrung terlalu mengagungkan Barat, Namun di sisi pain, Madilog merupakan sebuah ajakan bagi masyarakat Indonesia untuk berani berpikir sendiri. Oleh karena itu, walaupun Madilog sebagai teori dapat dikatakan telah usang tetapi sebagai sebuah semangat tetap relevan bagi bangsa Indonesia. |