Angkutan kota memiliki peranan penting untuk dapat megontrol arus pergerakan dan perpindahan masyarakat sehingga, dibutuhkan adanya efektifitas yang optimal di dalam pengoperasionalan angkutan kota tersebut. Namun pada kenyataannya, angkutan kota yang beroperasi tidak mematuhi peraturan yang ada, seperti contohnya berhenti dan menunggu penumpang pada sembarang titik, memiliki banyak terminal bayangan, dll. Hal tersebut pada kenyataannya selalu terjadi pada setiap ruas jalan yang dilewati trayek angkutan kota, salah satunya adalah ruas jalan Kelapa Dua. Pada ruas jalan tersebut angkutan kota yang melintas dan diamati adalah trayek D11, 112, dan 129. Adapun indikator kinerja angkutan kota yang diamati adalah jumlah penumpang, jumlah armada angkutan kota, load factor(faktor muatan), headway (waktu antara), dan waktu tempuh angkutan kota. Indikator kinerja angkutan kota tersebut didapatkan dari pelaksanaan survey lapangan dengan menggunakan metode statis di titik ? titik dua ruas jalan yang diteliti. Setelah melalui pengolahan dan analisa data, didapatkan bahwa pada arah Palsigunung, hanya terdapat 2 rentang waktu yang sesuai dengan SK Dirjen 687 tahun 2002 untuk load factor dan 5 rentang waktu untuk headway. Pada arah UI, tidak terdapat load factor yang sesuai parameter dan hanya terdapat 3 rentang waktu yang sesuai parameter untuk headway yang diteliti. City transport has an important role to control the flow and movement of people. Thus, the optimal effectiveness is required in city transport?s operation. But in reality, many city transports operate without obey the regulation, such as stopping and waiting for passengers at any point and having a lot of illegal terminals, etc. In fact, It happens in all the routes of city transport, one of the routes is Kelapa Dua Road. On this road, the city transports? routes that have been observed for this research are the routes of D11, 112 and 129. There are some indicators of urban transportation?s performance, such as the number of passengers, the number of urban transportations, load factor, headway and the travel time of city transports. The city transport performance indicators have been obtained from the implementation of the field survey using a static method in two points of road. After went through the processing and data analysis, it is found that the direction of Palsigunung only has two time spans for load factor and 5 time spans for headway based on SK Dirjen 687 tahun 2002. At direction of UI, there are no load factor that meet the parameters and only three time spans of headway that meet the parameters. |