Hubungan kecerdasan emosi dengan resiliensi penyintas banjir Indramayu di desa Cemara Kulon = Correlation between emotional intelligence and resilience on Indramayu flood survivors at Cemara Kulon Village / Lina Iffata Fauziya
Lina Iffata Fauziya;
Daulima, Novy Helena Catharina, supervisor; Mustikasari, examiner
([Publisher not identified]
, 2015)
|
ABSTRAK Paska terjadinya bencana, penyintas mengalami beberapa fase bencana yang dapat mengarah pada masalah psikologis akibat peristiwa traumatik. Kondisi resiliensi dengan peranan kecerdasan emosi penyintas diperlukan dalam fase pemulihan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan kecerdasan emosi dengan resiliensi pada penyintas banjir. Penelitian deskriptif analitik ini dilakukan di desa Cemara Kulon dengan stratified random sampling pada 122 penyintas bencana banjir Indramayu dengan menggunakan instrumen Schutte Self-Report Emotional Intelligence Test dan Connor-Davidson Resilience Scale. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan (p = 0,033) dan kecerdasan emosi (p = 0,000) dengan resiliensi. Penyintas dengan kecerdasan emosi tinggi memiliki peluang lebih besar untuk beresiliensi dengan baik. Oleh karena itu, asuhan keperawatan jiwa dengan mengacu pada kecerdasan emosi penyintas diharapkan dapat membuat penyintas dalam kondisi yang resilien di fase pemulihan bencana. Kesegeraan asuhan keperawatan jiwa dan edukasi kesehatan jiwa paska bencana juga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian dampak psikologis paska bencana. ABSTRACT Post-occurrence of disaster makes survivors experienced several phases of disaster that could lead to mental health problems as a result of traumatic event. Resilience with the role of emotional intelligence is needed in post-disaster recovery phase. This study aims to determine the relationship between the characteristics of the flood survivors and their emotional intelligence with resilience. Analytic descriptive study was conducted in Cemara Kulon with stratified random sampling on 122 flood Indramayu survivors. The instruments used in this study were Schutte Self-Report Emotional Intelligence Test and Connor-Davidson Resilience Scale. The result showed there were relationship between education (p = 0.033) and emotional intelligence (p = 0.000) with resilience. Survivors with high emotional intelligence have greater opportunities to resilience well. Therefore the mental health nursing care shall refer to the survivors’ emotional intelligence so that survivors will be resilient in the recovery phase of disaster. The urgency of mental health nursing care and education on post-disaster is expected to reduce the incidence of post-disaster psychological impact. |
S59561-Lina Iffata Fauziya.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S59561 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2015 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | Xiv, 95 pages : illustration ; 30 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S59561 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20411593 |