Lingkar pinggang merupakan salah satu pengukuran antropometri yang digunakan sebagai ukuran sederhana untuk mengetahui adanya penumpukkan lemak viseral tubuh. Ukuran lingkar pinggang yang melebihi cut-off (≥80 cm pada perempuan dan ≥90 cm pada laki-laki), dan hipertensi dikenal sebagai sindrom metabolik dan dapat mengakibatkan kondisi yang kronis. Di Indonesia, prevalensi penderita hipertensi yang memiliki ukuran lingkar pinggang melebihi cut-off mencapai 25%. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkar pinggang pada penderita hipertensi usia 30-65 tahun di Puskesmas Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan teknik purposive sampling dan sampel sebesar 105 responden. Pengambilan data dilakukan pada bulan April tahun 2015 menggunakan kuesioner dengan wawancara dan Semi Quantitative Questionnaire. Variabel dependen pada penelitian ini adalah lingkar pinggang, sedangkan variabel independen terdiri dari usia, jenis kelamin, pengetahuan,sikap dan riwayat kegemukan, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan serat, durasi tidur, indeks massa tubuh dan stres. Uji statistik yang digunakan adalah univariat dan bivariat (t-test dan korelasi-regresi sederhana). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 67% responden yang memiliki lingkar pinggang di atas cut-off, (≥80 cm pada perempuan dan ≥90 cm pada laki-laki), 68,5% pada perempuan, dan 56,2% pada laki-laki. Pada analisis bivariat, terdapat hubungan antara riwayat kegemukan, asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat, dan indeks massa tubuh dengan lingkar pinggang pada penderita hipertensi usia 30-65 tahun di Puskesmas Bojonggede. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 67% responden yang memiliki lingkar pinggang di atas cut-off. Diperlukan adanya sosialisasi dan pengukuran lingkar pinggang, serta penerapan pola hidup sehat pada penderita hipertensi. Waist circumference is a simple anthropometric measurement that observed visceral fat accumulation. Higher waist circumference and hypertension is known as metabolic syndrome and cause chronic disease. In Indonesia, the prevalence of hypertension patient with waist circumference higher than cut-off points (≥80 cm for woman, and ≥90 cm for man) is 25%. The purpose of this study is to know about waist circumference and factors associated with the waist circumference in hypertension patient age 30-65 at Puskesmas Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.This research used cross-sectional study with purposive sampling and sample sized of 105 respondents. This study was conducted on April 2015 and used questionnaire and Semi Quantitative Questionnaire with interview. The dependent variables studied was waist circumference, whereas the independent variables studied were age, gender, knowledge, attitude, obesity genetic history, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, fiber intake, sleep duration, body mass index, and stress. The statistical test used is univariate and bivariate (t-test and correlation-regression linier).The result showed there were 67% of respondents who has waist circumference higher than the cut-off (≥80 cm for woman, and ≥90 cm for man), 68,5% in woman, and 56,2% in men. From the research, there is an association between obesity genetic history, energy intake, fat intake, carbohydrate intake, and body mass index with waist circumference in hypertension patient age 30-65 at Puskesmas Bojonggede.Based on the results, it can be concluded that there are 67% of respondents who has waist circumference higher than the cut-off. It?s necessary to disseminate the results of this research, often do waist circumference measurement, and implement healthy lifestyle on hypertension patients. |