:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Perbandingan desakan menikah antara laki-laki dewasa muda Batak Toba pada berbagai urutan kelahiran psikologis = Comparison of mate urgency among Batak Toba young adults male on various psychological birth order

Doglas; Dian Wisnuwardhani, supervisor; Sarlito Wirawan Sarwono, examiner; Stephanie Yuanita Indrasari, examiner (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015)

 Abstrak

Hagabeon adalah nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Batak Toba. Hagabeon didefinisikan sebagai kebahagiaan dalam memperoleh keturunan. Pada budaya Batak Toba, laki-laki, khususnya anak tunggal atau sulung, memiliki peran penting dalam mengimplementasikan nilai hagabeon, karena hanya laki-laki yang dapat mewariskan marga. Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan desakan menikah yang signifikan pada masing-masing urutan kelahiran psikologis. Desakan menikah diukur menggunakan Skala Desakan Menikah (Putra, 2014), sementara untuk mengetahui urutan kelahiran psikologis seseorang peneliti menggunakan alat ukur White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) yang disusun oleh Campbell, White, dan Stewart (Campbell et. al, 1991). Partisipan dalam penelitian ini laki-laki dengan latar belakang suku Batak Toba dengan jumlah partisipan sebanyak 129 orang. Hasil dari penelitian ini menemukan tidak terdapat perbedaan desakan menikah yang signifikan pada urutan kelahiran psikologis anak sulung, anak tengah, anak bungsu, dan anak tunggal.

Hagabeon is the most imporant value in Batak Toba society. Hagabeon can be defined as happiness of having an offspring. In Batak Toba culture, the males, especially the oldest and only child, have a very important role in implementing the hagabeon value, since they are the only one who can pass down their family name. This purpose of this research is to examine the comparison of mate urgency on various psychological birth order. Mate urgency was measured using Skala Desakan Menikah (Putra, 2014), whereas psychological birth order was measured using the White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) created by Campbell, White, and Stewart (Campbell et. al, 1991). A total of 129 participants of this research are young adults male who belong to Batak Toba ethnic group. The results do not indicate a significant difference of mate urgency between participants who identify their psychological birth order as the oldest child, middle child, youngest child and only child.

 File Digital: 1

Shelf
 S58997-Doglas.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : S58997
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiv, 54 pages : illustration ; 28 cm + pages
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S58997 14-24-46782206 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20412702