ABSTRAK Peningkatan kesejahteraan masyarakat salah satunya dilatarbelakangi olehpeningkatan penetrasi broadband di kabupaten/kota di Indonesia. Di satu sisi,Indonesia sedang mengalami spektrum crunch atau krisis spektrum, di manakebutuhan spektrum untuk mobile broadband meningkat, sementara ketersediaanspektrum sangat terbatas. ACMA memperkirakan kebutuhan spektrum frekuensidunia sebesar 1.081 MHz pada tahun 2020. Untuk Indonesia diperkiran kebutuhanspektrum frekuensi sebesar 500 MHz pada tahun 2020.Solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah memanfaatkan lebar pita 150MHz di spektrum frekuensi S band . ITU dalam rekomendasinya telahmengidentifikasi lebar pita ini sebagai spektrum frekuensi IMT. Banyak negaratelah menggelar layanan LTE di spektrum ini. Dan secara bisnis, operator dinegara-negara tersebut memperoleh pendapatan yang siginifikan dari layananLTE di spektrum tersebut. Harga spektrum S band yang tinggi menunjukan betapaberharganya spektrum tersebut jika dimanfaatkan untuk layanan pita lebar. Saatini frekuensi tersebut sedang digunakan oleh PT. X untuk layanan TV satelitberbayar. Jika dibandingkan dengan layanan pita lebar, jarang ditemukan referensiyang menunjukan bahwa layanan TV satelit berbayar mendorong pertumbuhanekonomi suatu negara. Dengan menggunakan metode yang direkomendasikanoleh ITU tentang Spectrum Redeployment, tesis ini menghitung biaya danmenganalisa proses redeployment frekuensi S band. Komponen-komponen yangdigunakan yaitu landasan hukum yang digunakan, skenario perpindahan, timescale dan redeployment cost.Hasil yang didapatkan yaitu, besar redeployment cost untuk proses redeploymentspektrum frekuensi S band PT. X adalah sebesar Rp. 4.258.560.326.727. Daribesaran nilai manfaat U_incomer, U_outgoer, dan C_removal hasil perhitungan,diperoleh nilai U_incomer (Rp. 5.669.082.138.308) lebih besar dari jumlahU_outgoer dan C_removal (Rp. 4.259.263.921.947). Atau sesuai dengan formulaU_incomer > U_outgoer + C_removal. Dengan demikian maka, prosesredeployment frekuensi S band dapat dikatakan optimal untuk diimplementasikan. ABSTRACT One of the causes of social welfare improvement is the increased penetration ofbroadband in districts or cities in Indonesia. On the other hand, Indonesia isexperiencing a spectrum crunch where the needs of spectrum for mobilebroadband increases, while the spectrum availability are very limited. ACMAclaimed that globally there will be 1,081 MHz spectrum demand in 2020.Indonesia itself will need 500 MHz additional spectrum in same year.Solution to meet those needs is to utilize 150 MHz bandwidth on spectrumfrequency S band. ITU has been identifying this spectrum as an IMT frequency.Many countries have deployed this spectrum for LTE. Operators in thosecountries are getting lot of revenues by occupying the spectrum for LTE service.The spectrum price is high shown how valuable the spectrum is for broadbandsevice. This time in Indonesia, the frequency is being used by PT. X for satellitepayTV services. There are less of references claim that this kind of service cantrigger national economy development. By using the method recommended by ITUon spectrum Redeployment, this thesis analyzed and calculating the costs of Sband frequency redeployment process. The components used are the legal basis,redeployment scenarios, time scale and redeployment cost.The results obtained are as follows, the redeployment cost for the S bandfrequency spectrum PT. X is Rp . 4,258,560,326,727. From the amount of utilityvalue U_incomer , U_outgoer , and C_removal calculations, the value ofU_incomer (Rp . 5.669.082.138.308) is greater than the sum U_outgoer andC_removal (Rp . 4.259.263.921.947). Or in accordance with the formulaU_incomer > U_outgoer + C_removal . Thus , the process of redeployment Sfrequency band can be said to be optimal for implementation |