Ton berfungsi sebagai pembeda makna, sehingga menguasai ton adalah hal yang tidak dapat dihindari jika sesorang ingin mencapai profisiensi tinggi dalam Bahasa Mandarin. Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh tingkat kesulitan ton dan proses pembelajaran pada pemerolehan ton kosakata bersuku satu dan dua pada mahasiswa semester satu S1 Bahasa Mandarin di sebuah Universitas Swasta di Jakarta. Instrumen penelitian berupa: kuesioner, observasi kelas, tes membedakan ton, dan tes melafalkan kosakata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan urutan pemerolehan adalah ton 4 > ton 1 > ton 3 > ton 2. Namun, jumlah suku kata dan letak ton dalam kosakata mempengaruhi persepsi dan produksi ton. Di samping itu faktor bahasa pertama pemelajar, keakuratan ton pengajar, dan metode pengajaran terbukti mempengaruhi pemerolehan ton. In Mandarin, tone is functioned to differentiate meaning. Thus, it is a must to master tone for one to acquire the highest proficiency in learning the language. This research is meant to observe the influence of tone difficulty and learning process on acquisition.This research uses monosyllabic and disyllabic word as the subject of research conducted in a private university in Jakarta. Subjects of the research are students of the first semester majoring in Mandarin. The instruments used to conduct the research are: questionaire, observation, tone marking test, and pronunciation test. The results of the research shows that overall acquisition of tone 4 > tone 1 > ton 3 > tone 2. But number of syllabel and position of tone in the word have influence to tone perception and production. Furthermore, learner's first language, teacher tone accuracy, and teaching method have influence on tone acquisition. |