Bagi umumnya perusahaan, aktivitas pengadaan (procurement) hanyalah aktivitas pendukung dalam rantai nilai, namun tidak demikian untuk PT. Platinum Resins Indonesia, yang sejauh ini menghadapi permasalahan strategis untuk masalah pengadaan. PT. Platinum Resins Indonesia yang memproduksi Resin Resin Sintetik untuk industri Coating (pelapis) yang sangat bergantung dari bahan baku impor yang mebutuhkan Lead Time panjang dan banyak unsur ketidak pastian. Keterlambatan pada proses pengadaan bahan baku akan berdampak langsung kepada pemenuhan pesanan konsumen sehingga apabila terjadi keterlambatan pemenuhan pesanan akan mengakibatkan perusahaan memiliki risiko kehilangan pelanggan. Melalui identikasi dengan metode manajemen risiko, diketahui bahwa potensi risiko terbesar dalam pengadaan adalah masalah kelambatan yang kemudian menyebabkan stok bahan baku sering kosong. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko yang ditimbulkan akibat kelambatan dalam pengadaan; dalam mengelola resiko yang meliputi identifikasi risiko, penilaian risiko dan pengendalian risiko, metode PERT dapat membantu menemukan aktivitas-aktivitas yang perlu mendapatkan perhatian sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya keterlambatan pemesanan. Metode PERT akan menganalisis jalur rangkaian kegiatan procurement dan menemukan letak lintasan kritis (Critical Path)-nya; sehingga dapat diberikan saran atas masalah kelambatan pengadaan tersebut secara manajemen operasional. Penelitian pada PT. Platinum Resins Indonesia menggunakan pendekatan penelitian Kuantitatif dan dengan Teknik pengumpulan dan pengolahan data merupakan kombinasi kuantitatif berupa observasi, wawancara mendalam (in-depth interview), studi dokumen internal perusahaan, dan studi kepustakaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko paling besar dalam aktivitas pengadaan di PT. Platinum Resins Indonesia adalah masalah kelambatan dalam pengadaan (procurement delay). Melalui perhitungan PERT dapat diketahui jalur kritis (critical path) pada aktivitas pengadaan. Strategi yang direkomendasikan oleh penelitian ini adalah agar setiap aktivitas yang termasuk dalam jalur kritis, lebih dipercepat prosesnya, karena pada aktivitas-aktivitas tersebut tergantung keberhasilan/ dari perusahaan. For most companies, the activity of procurement is only as supporting activities in the value chain, but not so for PT. Platinum Resins Indonesia, which has so far faced a strategic problem for the procurement issue. PT. Platinum Resins Indonesia which produces Synthetic Resins for coatings industry are highly dependent on imported raw materials that need long the Lead Time and many elements of uncertainty. Delays in the process of procurement of raw materials will have a direct impact to the fulfillment of customer orders so that in case of delay in fulfillment of the order would result in the company at risk of losing customers. Through identification of the risk management methods, it is known that the potential risk is greatest in the procurement slowness problems which led to the stock of raw materials is often empty. Based on the these issues, this study aims to determine the risks posed due to delays in procurement; in managing risk includes risk identification, risk assessment and risk control, PERT method can help find activities that need attention so as to reduce the possibility of delays in booking. PERT method will analyze pathways series of procurement and locate the critical path; so it can give advice on the issue of procurement delays in operational management. Research at PT. Platinum Resins Indonesia is an quantitative research approaches wile data collection and processing analyzing techniques are a combination of quantitative and qualitative wich using form of observation, in-depth interviews (in-depth interviews), the study of internal company documents, and the study of literature. The results showed that the greatest risk in procurement activities at PT. Platinum Resins Indonesia is the problem of delays in procurement. PERT calculation result can be seen through the critical path (critical path) in the procurement activity. The strategy recommended by this study is that all activities included in the critical path, further accelerated the process, because in such activities depends success / of the company. |