[Latar belakang: Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara melaporkan peningkatan infeksisifilis pada laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL). Kejadian ini dikaitkandengan jumlah LSL yang meningkat pesat dan perilaku seksual mereka yang berisiko tinggi.Sifilis menjadi masalah penting karena sifilis meningkatkan penularan HIV. Beberapa penelitianterdahulu menemukan faktor risiko infeksi sifilis antara lain memiliki banyak pasangan seksual,tidak konsisten memakai kondom, memiliki riwayat infeksi menular seksual (IMS), danberhubungan seks di bawah pengaruh obat-obatan. Peran faktor risiko lain yang terkait perilakuseksual perlu diklarifikasi.Tujuan: Mengetahui hubungan usia coitarche, posisi berhubungan seksual, dan penggunaanpelumas seks dengan kepositifan serologik sifilis pada LSL di Jakarta. Metode: Penelitian dengan rancangan kasus kontrol, yang berlangsung dari bulan Januari hinggaMaret 2015 di Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta. Sebanyak 116 subjek terbagi atas dua kelompok,yaitu LSL dengan hasil tes serologik sifilis positif dan negatif, dengan jumlah yang sama disetiapkelompok. Semua subjek diwawancara langsung mengenai beberapa perilaku seksual dandilakukan pengambilan darah yang diperiksa dengan rapid plasma reagin dan rapid syphilis test.Hasil: Faktor risiko yang berhubungan bermakna dengan analisis multivariat adalah usiacoitarche anogenital muda (p=0,001, OR=1,211, IK95%=1,084-2,634), posisi reseptif anal(p=0,006, OR=8,044, IK95%=1,811-35,720), dan penggunaan pelumas seks pada penis pasanganseksual (p<0,001, OR=19,286, IK95%=4,009-92,771). Kesimpulan: Usia coitarche, posisi reseptif anal, dan penggunaan pelumas pada penis pasangan seksual merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kepositifan serologik sifilis. , Background: Over the past years, a worldwide increase of syphilis infection has been reportedamong men who have sex with men (MSM), thought to be related to their high risk sexualbehavior. Syphilis is an important problem because it can increase the risk of acquisition andtransmission of HIV. Several studies have identified risk factors for syphilis, e.g. numbers ofsexual partner, inconsistent use of condom, previous sexually transmitted infection (STI), and sexunder the influence of drugs. The role of other sex-related behavioral characteristics needs to beclarified.Objective: The purpose of this study is to evaluate the relationship between coitarche age, sexposition, and sex lubricant use with syphilis seropositivity among MSM in Jakarta.Methods: In this case control study, conducted from January to March 2015 at Pasar Rebocommunity health care, Jakarta, 116 subjects were divided equally into groups of MSM withpositive and negative serologic syphilis test. All were interviewed about certain sexual behaviorsand blood samples were tested for syphilis by rapid plasma reagin and rapid syphilis test.Results: After multivariate analysis, risk factors associated with positive serologic syphilis testwere younger coitarche age (p=0.001, OR=1.211, 95%CI=1.084-2.634), receptive anal sex(p=0.006, OR=8.044, 95%CI=1.811-35.720), and the use of lubricant on sexual partner’s penis(p<0.001, OR=19.286, 95%CI=4.009-92.721). Conclusions: Coitarche age, receptive anal sex, and sex lubricant use on sexual partner’s penis were significantly associated with positive serologic syphilis test.] |