[Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di Indonesia dengan95% diantaranya adalah adenokarsinoma kolon. Saat ini, tatalaksana yang dapatdiberikan berupa bedah reseksi atau laparoskopi masih terbatas khususnya padakanker kolon stadiur akhir. Sehingga, masih diperlukan penelitian untukmenemukan terapi alternatif untuk mendukung tatalaksana yang ada. Salahsatunya adalah kulit buah manggis yang dikatakan memiliki berbagai manfaat,termasuk antikanker. Ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana l.)pada penelitian ini diuji efek sitotoksisitasnya terhadap sel adenokarsinoma kolon(C2BBE1) secara in vitro. Kulit manggis utuh segar dikeringkan, ditumbukmenjadi serbuk, dimaserasi dalam alkohol 99%, kemudian dievaporasi untukmenghasilkan crude extract kulit manggis. Dilakukan uji KLT dan fitokimiauntuk mengidentifikasi kandungan ekstrak. Digunakan delapan variasi konsentrasiekstrak, yaitu 6,2 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml,400 μg/ml, dan 800 μg/ml yang dilarutkan dalam DMSO dan media RPMIsebelum ditambahkan ke sel uji. Sel uji merupakan sel adenokarsinoma kolon dariDepartemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM yang sebelum digunakan sudahditumbuhkan, diamati pertumbuhannya, dihitung kepadatannya, dan dipeliharadalam medium kultur komplit, pada suhu 37 °C dengan kandungan 5% CO2 padainkubator. Penambahan ekstrak dilakukan saat pertumbuhan sel konfluens dandiinkubasi kembali selama 48 jam untuk kemudian diamati di bawah mikroskopdino-eye dan dilakukan uji sitotoksisitas dengan metode MTT assay. Didapatkannilai %inhibisi proliferasi sel dengan pemberian ekstrak berbeda bermaknaterhadap kontrol dengan nilai p=0.015 (< 0,05) dengan uji Kruskal Wallis. NilaiIC50nya adalah 1,11 μg/ml yang berarti ekstrak yang mengandung polifenolat(termasuk xanton) tersebut bersifat sitotoksik kuat terhadap sel uji., Colorectal cancer is the third most found cancer in Indonesia in which 95% ofthem are colon adenocarcinoma. Today, the therapy is still limited in resectionsurgey or laparoscopy which is not efficient especially in late stadium. Therefore,alternative treatments are needed to support existing therapies. One of them isMangosteen Pericarp which is known for its many benefits including as ananticancer. In this study, mangosteen (Garcinia mangostana Linn) pericarpethanol extract’s cytotoxicity is tested on colon adenocarcinoma cells (typeC2BBE1). The fruit’s pericarp is peeled, dried, ground into powder, macerated in99% ethanol, then evaporated to create a crude extract of mangosteen pericarp.TLC and phytocemical screening is done to detect the components of the extract.There were 8 variations of extract concentration; 6.2 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml,50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, and 800 μg/ml which were dissolvedin DMSO and RPMI media before given to tested cell lines. Tested cell lines wereavailable from anatomic pathology laboratory of FKUI RSCM which werecultured, monitored, counted, and inccubated in culture media under moistciurcumstances (370C, 5% CO2), The extracts are given to cell lines which were50% confluent then incubated for 48 hours. The cells then observed undermicroscope with dino-eye camera and tested using MTT assay kit to know thecytotoxycity. The results show significant difference between inhibitionpercentage of tested extracts to control with the value of p=0.015 (< 0,05)measured with Kruskal Wallis test. The IC50 value is 1.11μg/ml which means thatthe xanthon containing extract is highly cytotoxic to the tested cell lines] |