:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Pengaruh Pemberian Madu Tualang sebagai Terapi Adjuvan terhadap Morfologi Feses Hewan Tikus yang Terinfeksi Shigella dysenteriae tipe – 1 = Effect of Tualang Honey as an Adjuvant Therapy to the Feces Morphology of Rats Infected by Shigella dysenteriae type - 1

([, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015)

 Abstrak

[Shigella dysenteriae adalah bakteri gram negatif berbentuk basil, yang sering
menyebabkan disentri pada manusia dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani
secara tepat. Bakteri ini terbukti telah resisten terhadap banyak golongan
antbiotik, dan membutuhkan waktu terapi cukup lama. Madu tualang merupakan
madu alam Malaysia yang diketahui memiliki efek antimikrobial. Namun, belum
diketahui apakah pemberian efek madu tualang sebagai terapi adjuvan lebih baik
dibandingkan hanya menggunakan terapi antibiotik saja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efek pemberian madu tualang sebagai terapi adjuvan,
dibandingkan dengan yang hanya menggunakan terapi siprofloksasin pada hewan
tikus yang terinfeksi bakteri Shigella dysenteriae tipe –1, dengan menggunakan
morfologi feses sebagai indikator penelitian. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian eksperimental. Induksi bakteri dilakukan pada hari ke – 0, dan
pemberian terapi sesuai kelompok penelitian dilakukan selama 7 hari penelitian.
Morfologi feses dinilai pada hari ke – 1, ke – 3, dan ke – 7, dengan menggunakan
standar penilaian. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji hipotesis Kruskal –
Wallis dan analisa Post Hoc uji Mann–whitney. Secara statistik, efek kuratif
madu tualang terlihat pada hari ke - 7, dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif. Sedangkan morfologi feses hewan yang diterapi kombinasi siprofloksasin
dan madu tualang tidak menunjukkan perbedaan bermakna, dibandingkan dengan
yang hanya menggunakan terapi siprofloksasin, Shigella dysenteriae, a gram-negative bacteria causing dysentery in human, can
lead to fatality if left untreated. This bacteria shows resistency to some antibiotics
thus infection will take longer time to cure. Tualang Honey, natural honey
originally from Malaysia, has shown antimicrobial activity. But, the usage of
Tualang Honey as adjuvant therapy along with ciprofloxacin has not yet
discovered. The aim of this experiment was to determine the effect of Tualang
honey combined with ciprofloxacin in Shigella dysenteriae type-1 infected
animals compare to ciprofloxacin alone. The design of this study was experiment.
Induction began on day 0. Animals were then treated categorically for 7 days.
Feces morphology as the indicator then evaluated on day 1, 3, and 7, using a
standard categorical evaluation. This research data were analyzed using Kruskal-
Wallis test and Mann – Whitney test for the Post Hoc analysis. The result showed
that tualang honey statically has a curative effect on day 7 compared to untreated
group. Compared to ciprofloxacin only group, combination of tualang honey and
ciprofloxacin in Shigella dysenteriae tipe – 1 was not significant.]

 File Digital: 1

Shelf
 S-Fradelino Esau Selanno .pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : []
Tipe Media : []
Tipe Carrier : []
Deskripsi Fisik : xii, 46 p. : ill. ; 28 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20421347