Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : []
Tipe Media : []
Tipe Carrier : []
Deskripsi Fisik : xii, 46 p. : ill. ; 28 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20421347
 Abstrak
[Shigella dysenteriae adalah bakteri gram negatif berbentuk basil, yang sering menyebabkan disentri pada manusia dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani secara tepat. Bakteri ini terbukti telah resisten terhadap banyak golongan antbiotik, dan membutuhkan waktu terapi cukup lama. Madu tualang merupakan madu alam Malaysia yang diketahui memiliki efek antimikrobial. Namun, belum diketahui apakah pemberian efek madu tualang sebagai terapi adjuvan lebih baik dibandingkan hanya menggunakan terapi antibiotik saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian madu tualang sebagai terapi adjuvan, dibandingkan dengan yang hanya menggunakan terapi siprofloksasin pada hewan tikus yang terinfeksi bakteri Shigella dysenteriae tipe ?1, dengan menggunakan morfologi feses sebagai indikator penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental. Induksi bakteri dilakukan pada hari ke ? 0, dan pemberian terapi sesuai kelompok penelitian dilakukan selama 7 hari penelitian. Morfologi feses dinilai pada hari ke ? 1, ke ? 3, dan ke ? 7, dengan menggunakan standar penilaian. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji hipotesis Kruskal ? Wallis dan analisa Post Hoc uji Mann?whitney. Secara statistik, efek kuratif madu tualang terlihat pada hari ke - 7, dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Sedangkan morfologi feses hewan yang diterapi kombinasi siprofloksasin dan madu tualang tidak menunjukkan perbedaan bermakna, dibandingkan dengan yang hanya menggunakan terapi siprofloksasin, Shigella dysenteriae, a gram-negative bacteria causing dysentery in human, can lead to fatality if left untreated. This bacteria shows resistency to some antibiotics thus infection will take longer time to cure. Tualang Honey, natural honey originally from Malaysia, has shown antimicrobial activity. But, the usage of Tualang Honey as adjuvant therapy along with ciprofloxacin has not yet discovered. The aim of this experiment was to determine the effect of Tualang honey combined with ciprofloxacin in Shigella dysenteriae type-1 infected animals compare to ciprofloxacin alone. The design of this study was experiment. Induction began on day 0. Animals were then treated categorically for 7 days. Feces morphology as the indicator then evaluated on day 1, 3, and 7, using a standard categorical evaluation. This research data were analyzed using Kruskal- Wallis test and Mann ? Whitney test for the Post Hoc analysis. The result showed that tualang honey statically has a curative effect on day 7 compared to untreated group. Compared to ciprofloxacin only group, combination of tualang honey and ciprofloxacin in Shigella dysenteriae tipe ? 1 was not significant.]