Salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang banyak terjadi pada wanita termasuk pekerja seks komersial adalah Trikomoniasis yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis memiliki berbagai macam variasi yang bergantung kepada populasinya yang menyebar atau menular melalui hubungan seksual. Pekerja seks komersial memiliki faktor resiko yang lebih besar untuk terkena infeksi T. vaginalis dibandingkan dengan orang yang tidak berganti pasangan dalam aktivitas seksualnya. Salah satu hal yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini adalah mengenai frekuensi berhubungan seksual pada PSK yang cenderung lebih dari satu kali dalam sehari. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan PSK yang berlokalisasi pada wilayah Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode cross-sectional dengan sampel data sekunder yang diperoleh dari Departemen Parasitologi FKUI, dan dilaksanakan di Jakarta sejak bulan September 2014 hingga September 2015. Dalam penelitian ini, frekuensi berhubungan seksual dibagi dalam dua kategori; sedang (3-4 kali sehari) dan sering (lebih dari 5 kali sehari). Dari 155 sampel, dengan prevalensi infeksi T. vaginalis pada PSK adalah sebesar 62,6% (97 orang). Nilai p yang didapatkan sebesar 0,029 yang menunjukkan hubungan yang bermakna antara infeksi T. vaginalis dengan frekuensi berhubungan seksual pada PSK di wilayah Tangerang. Hal ini membuktikan bahwa frekuensi berhubungan seksual yang sering dapat mempengaruhi infeksi T. vaginalis pada PSK. One of the most common sexually transmitted disease in commercial sex workers is Trichomoniasis caused by parasite Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis has many variants depend on its transmitted population by sexual intercourse. Commercial Sex Workers (CSW) have higher risk factor for being infected by T. vaginalis rather than settled couple in sexual activities. A matter that will be further discussed is about the frequent of sexual intercourse in CSW, who do more than one time - sexual intercourse in a day. CSW taken as samples are located in Tangerang region. Cross sectional method is used with secondary data from Department of Parasitolgy Faculty of Medicine, Indonesia University. This research is done in Jakarta since September 2014 until September 2015. In this research, the frequency of sexual intercourse is divided in two groups; average (3-4 times a day) and frequently (more than 5 times a day). P score data retrieved by researcher is P 0.029 which shown meaningful relation for the T. vaginalis infection with the frequent of sexual intercourse of the CSW in Tangerang region. It means that higer frequencies of sexual intercourse does become a risk factor of T. vaginalis infection in CSW in Tangerang, Banten. |