Distingsi masyarakat kelas menengah dalam perumahan gated community studi kasus perumahan gated community di Kukusan Beji Depok = Distinction of middle class society in gated community housing case study of gated community housing in Kukusan Beji Depok
Wahyu Asmara Permana;
Linda Darmajanti, supervisor; Nanu Sundjojo, examiner
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016)
|
ABSTRAK Gated community merupakan salah satu fenomena global mengenai pemukiman di daerah perkotaan dan sekitarnya. Namun perumahan gated community hanya dihuni oleh masyarakat kelas menengah ke atas sehingga semakin mencerminkan kesenjangan sosial. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana distingsi masyarakat kelas menengah dalam gated community dengan tinggal di dalamnya. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Hasil temuan menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah melakukan distingsi di dalam gated community untuk menekankan posisi sosial mereka. Penghuni memiliki habitus sebagai pekerja yang sibuk dari pagi sampai malam sehingga harus meninggalkan keluarganya di rumah. Penghuni juga memiliki modal untuk digunakan dalam arena sosial yaitu modal budaya dengan memiliki pendidikan tinggi, modal ekonomi dengan memiliki pekerjaan dan kepemilikan unit rumah, modal sosial sebagai anggota dalam ikatan perumahan, dan modal simbolik dengan identitas mereka sebagai penghuni gated community. Penghuni melakukan distingsi dalam arena sosial dengan habitus dan modal yang mereka miliki untuk menegaskan posisi kelas sosial mereka sebagai kelas menengah. ABSTRACT Gated community is one of global phenomenon about housing in urban area and its surrounding area. But gated community is only inhabited by upper middle class that increasingly reflect social inequalities. This study aims to explain how the distinction of middle class by living in it. The research approach in this study is qualitative approach.The findings show that middle class do their distinction in gated community to emphasize their social position. Occupants have their habitus as busy worker that work from morning till night so had to leave their family at home. Occupants also have capitals to be used in social arena including cultural capital as highly educated person, economic capital as a worker and home ownership, social capital as a member of housing group, and symbolic capital as a resident of gated community. Occupants do their distinction in social arena with their habitus and capital to assert their class as middle social class. |
S61746-Wahyu Asmara Permana.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S61746 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xv, 192 pages ; 30 cm + Appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S61746 | 14-17-425070988 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20422121 |