Perbandingan metode kultur dan metode PCR untuk mendeteksi blastocystis hominispada anak Sekolah Dasar di Jakarta = Comparative study of culture method and PCR method for detection of blastocystis hominis in primary school children in Jakarta / Martwinny Reinsiska Benung
Martwinny Reinsiska Benung;
Agnes Kurniawan, promotor; Ika Puspa Sari, supervisor; Rawina Winita, examiner; Luluk Yunaini, examiner; Syarifah Dewi, examiner
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015)
|
ABSTRAKBlastocystis hominis adalah parasit protozoa uniseluler yang sering ditemukan pada saluran intestinal manusia. Gejala klinis pada infeksi Blastocystis hominis tidak spesifik, seperti diare kronis, nyeri abdomen, dan rasa tidak nyaman di perut. Diare yang kronis pada anak dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang. Diagnostik deteksi Blastocystis hominis dilakukan dengan pemeriksaan langsung. Beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan metode lain dalam pemeriksaan Blastocystis hominis, yaitu metode kultur dan metode PCR. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan hasil deteksi Blastocystis hominis dengan menggunakan metode kultur dan metode PCR dengan menggunakan gen 18S rRNA, setelah dilakukan pemeriksaan langsung untuk mengetahui tingkat sensifisitas dan spesifisitas kedua metode tersebut. Sampel penelitian berupa feses yang berjumlah 36 sampel, yang terdiri dari kelompok positif dan kelompok negatif infeksi Blastocystis hominis setelah pemeriksaan langsung, masing-masing kelompok sebanyak 18 sampel. Kelompok sampel tersebut dilakukan pemeriksaan metode kultur dan metode PCR. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara metode kultur dan metode PCR, dan hasil penelitian juga mengindikasikan sensitivitas PCR terhadap metode kultur adalah 89% dan spesifisitas PCR terhadap metode kultur adalah 78%. ABSTRACTBlastocystishominis is a unicellular protozoan parasites that are often found in the human intestinal tract. Clinical symptoms in Blastocystishominis infection are not specific, such as chronic diarrhea, abdominal pain, and discomfort in the abdomen. Chronic diarrhea in children can result in growth disorders. Blastocystis hominis diagnostic detection was done with direct examination. Preliminary studies have reported other methods of examination Blastocystis hominis, namely the culture method and the PCR method. We studied a comparison forBlastocystishominis detection using culture method and the PCR method with 18S rRNA gene as a marker, after direct examination to determine the level sencitivity and specificity of the two methods. The sample from fecal totaling 36 samples, classified of a positive and negative groups Blastocystis hominis infection after direct examination, each group as many as 18 samples. The sample group examined culture method and the PCR method. The results showed there was no significant differences (p> 0.05) between the culture method and the PCR method, and the results also indicate thatthe sensitivity of PCR for culture method is 89% and specificity of PCR to the culture method is 78%. |
T-Martwinny Reinsiska Benung.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiv, 82 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-566524973 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20423339 |