:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Gaya bahasa dalam puisi De Dichter (1933, 1934, dan 1937) karya Martinus Nijhoff = Style of language in the poem De Dichter (1933, 1934, and 1937) by Martinus Nijhoff

([Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2016)

 Abstrak

Martinus Nijhoff adalah seorang penyair asal Belanda yang terkenal akan puisinya yang sederhana. Namun, dibalik kesederhanaan dalam padanan katanya, terdapat proses yang begitu panjang. Terkadang untuk membuat sebuah kalimat, Nijhoff memerlukan waktu dua bulan. Setelah itu, Nijhoff masih mengubah dan memperbaharui kembali puisinya. Meskipun begitu, Nijhoff berperan penting dalam tataran sastra Belanda. Terdapat beberapa karya sastra yang telah dipublikasikannya, salah satunya adalah De Dichter dalam bundel Nieuwe Gedichten (1934). Puisi De Dichter merupakan salah satu karyanya yang mengalami perubahan ekstrim. Terdapat tiga versi yang berbeda yang ditulis pada tahun 1933, 1934 dan 1937. Perbedaan dalam ketiga puisi tersebut dapat dilihat melalui gaya bahasanya. Dari ketiga puisi ditemukan gaya bahasa yang paling sering muncul adalah personifikasi dan repetisi, tetapi yang paling dominan adalah personifikasi. Personifikasi yang menarik dari ketiga puisi tersebut adalah vogels (burung) yang digambarkan sebagai pemberi inspirasi, tetapi mengalami hambatan dalam menyampaikannya kepada penyair. Selain vogels, hal menarik lainnya adalah penyebutan kata ?Tuhan?. Dalam De Dichter (1933) dan (1937) kata ?Tuhan? diungkapkan secara implisit, sedangkan dalam De Dichter (1934) diungkapkan secara eksplisit.
Martinus Nijhoff is a Dutch poet who is famous with his simple poem. But, behind of the simple poem, for him it took a long time to make it. Sometimes he needed about two months to make a sentence. After that, he needed to change and renewen the poem, so it took a long process to make a poem. However, Nijhoff has a big contribution in Dutch literature. There are some works which are already published, one of them is the poem entitled De Dichter in bundle of Nieuwe Gedichten (1934). De Dichter is one of his poems that has extreme changes. There are three versions which already published in 1933, 1934 and 1937. The differences in the poem can be seen through the style of language. The style of language that most often appears is personification. The interesting thing in personification is vogels (birds) which is described as the inspirational. But as the inspirational, vogels faced obstacles to tell it to the poet. Another interesting thing is the mention of God. In De Dichter (1933) and De Dichter (1937), God is implicitly expressed whereas in De Dichter (1934) explicitly disclosed.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Safira Ryanatami.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-pdf
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2016
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : v, 25 hlm : ill + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20424216