:: UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Analisa ketebalan endometrium morfologi endometrium dan jumlah folikel dominan pada wanita mendapat agen induksi ovulasi atau stimulasi ovarium dengan klomifen sitrat atau letrozole = Analysis of endometrial thickness endometrial morphology and dominant follicle count between clomiphene citrate and letrozole as an ovulation induction or ovarian stimulation

Veinardi Madjid; Budi Wiweko, supervisor; Endy Muhardin Moegni, supervisor (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015)

 Abstrak

Latar Belakang: Penggunaan klomifen sitrat sebagai obat induksi kehamilan masih memiliki angka keberhasilan kehamilan yang rendah. Letrozol merupakan agen penghambat aromatase yang dianggap memiliki efektivitas lebih baik dibanding klomifen sitrat, namun efektivitasnya masih dilaporkan bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemberian klomifen sitrat dan letrozol terhadap ketebalan endometrium, morfologi endometrium dan jumlah folikel dominan pada perempuan yang dilakukan induksi ovulasi atau stimulasi ovarium.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan medis pasien yang dilakukan induksi ovulasi atau stimulasi ovarium pada Januari 2011 - Mei 2015. Didapatkan 143 wanita siklus anovulasi yang terbagi dalam empat kelompok: klomifen sitrat 50 mg, klomifen sitrat 100 mg, letrozol 2,5 mg dan letrozol 5 mg. Agen pemicu ovulasi pada subjek dimulai pada hari ke-2 selama berlangsung selama lima hari. Data ketebalan endometrium, morfologi endometrium dan jumlah folikel dominan didapat pada status dari data pemeriksaan ultrosonografi transvaginal di hari ke-12 siklus haid.
Hasil: Dari semua subjek, didapatkan 45 subjek (31,5%) mendapat klomifen sitrat 50 mg, 29 subjek (20,3%) dengan klomifen sitrat 100 mg, 23 subjek (16,1%) dengan letrozol 2,5 mg, dan 46 subjek (32,2%) dengan letrozol 5 mg. Subjek dengan letrozol memiliki endometrium yang lebih tebal dibandingkan dengan klomifen sitrat (p<0,05). Didapatkan pulan subjek dengan letrozol memiliki lebih banyak proporsi subjek dengan morfologi endometrium trilaminer. Tidak dijumpai perbedaan ketebalan endometrium pada subjek dengan perbedaan dosis pada masing-masing obat. Selain itu, tidak ditemukan perbedaan jumlah folikel dominan pada keempat kelompok.
Kesimpulan: Penggunaan letrozol menghasilkan endometrium yang lebih tebal dan endometrium trilaminer dibandingkan klomifen sitrat. Tidak dijumpai perbedaan jumlah folikel dominan pada kedua kelompok.

Background: The use of clomiphene citrate as an induction agent still has dissappointing results regarding its pregnancy rate. Letrozole is an aromatase inhibitor that is perceived to has better efficacy compared to clomiphene citrate, however, the reporting results were still varied. This study aimed to know the efficacy of clomiphene citrate and letrozol for ovulation induction in anovulation women.
Method: This was a retrospective study using medical recors of women undergone ovulation induction from January 2011-May 2015. A number of 143 anovulation women were divided into clomiphene citrate 50 mg, clomiphene citrate 100 mg, letrozol 2,5 mg and letrozol 5mg. Every group of ovulation induction agent recieved the agent daily on 3rd until 7th day menstrual cycle. On 12th menstrual cycle the transvaginal ultrasound was performed to measure endometrial thickness and dominant follicle number.
Results: From all subjects, 45 subjects (31,5%) were in 50 mg clomiphene citrate groups, 29 subjects (20,3%) in 100 mg clomiphene citrate group, 23 subjects (16,1%) in 2,5 mg letrozole group, and 46 subjects (32,2%) in 5 mg letrozole group. Subjects receiving letrozol had thicker endometrium compared to clomiphene citrate (p<0,05). Different doses did not associated with different endometrial thickness between subjects receiving either letrozole or clomiphene citrate. In addition, subjects receiving letrozole had higher proportion of having trilaminar endometrium morphology. We did not observe a difference in total number of dominant follicle between groups.
Conclusion: The usage of letrozol resulted in thicker endometrium and proportion of subjects with trilaminar endometrium. Yet, there is no difference in number of dominant follicle between groups.

 File Digital: 1

Shelf
 SP-Veinardi Madjid.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : SP-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xii, 49 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
SP-Pdf 16-18-600516333 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20424613