Pengalaman mistis dalam epistemologi mulla shadra dan perbandingannya dengan gagasan heidegger tentang berpikir (denken)
Haidar Bagir;
([Publisher not identified]
, 2004)
|
ABSTRAK Minat penulis terhadap persoalan ini sesungguhnya bukan barusaja terbentuk. Sejak Iebih dari lima tahun yang Ialu, penulis bersamabeberapa rekan telah mendirikan Pusat Pengembangan Tasawuf PositifllMaN. Sejak pertama kali dicanangkan, pusat ini memang memfokuskanperhatian pada pengembangan tasawuf-mistisisme Islam-yang disamping tidak antiaktivitas-duniawi, juga bersifat rasional dan memilikiapresiasi terhadap sains. Pelekatan kata ?positif" sebagai ajektif bagi kata?tasawuf" memang dimaksudkan untuk menekankan aspek-aspek tersebutdi atas seraya membedakannya dengan jenis tasawuf yang secara negatifmenyangkai rasionalitas dan sains. Dalam rangka itu, tugas penulisandisertasi, sebagai persyaratan untuk meraih gelar doktor ini, penulisanggap sebagai wahana yang tepat untuk mengembangkan minat penulisitu ke tataran ilmiah yang Iebih tinggi. Minat penulis juga didorong oleh kenyataan, sejauh pengetahuanpenulis, bahwa selama ini belum ada studi khusus mengenai masalah ini,khususnya yang terkait dengan (perbandingan antara) pemikiran MuliaShadra dan Heidegger yang menjadi fokus disertasi ini. Kalaupun selamaini sudah ada studi yang membandingkan antara pemikiran Mulia Shadradan Heidegger, kesemuanya berfokus pada pembandingan aspekontologis kedua filosof. Lebih dari itu, pemikiran Heidegger yang disorotipun terbatas pada Heidegger awal. Fokus disertasi ini pada gagasanHeidegger tentang berpikir (thinking)-yang menandai pemikiranHeidegger Ianjut-ini kiranya sekaligus dapat mengkaji apa yang disebut-sebut sebagai ?pembelokan" (tuming)? yang disebut-sebut telah terjadi dalam pemikiran tokoh ini di masa-masa yang Iebih belakangan dalamhidupnya. Rumusan Masalah Disertasi ini secara khusus akan menyoroti persoalan pengalaman mistisdilihat dari sudut pandang epistemologi Mulia Shadra untuk kemudiandibandingkan dengan hal yang sama dalam gagasan Heidegger tentangberpikir (denken). Seperti akan diungkapkan dalam subbab konsep-konsep dasar dibawah ini, ada cukup bahan yang menunjukkan betapa pemikiran MuliaShadra dan Heidegger, yang terpisah oleh dua budaya yang berbeda danmasa yang merentang sepanjang lebih dari tiga abad itu, terdapat cukupbutir-butir mendasar yang bisa diperbandingkan. Selain dari ontologikeduanya yang sama-sama memajukan kajian atas ada (being atauwujud) sebagai poros filsafat, dalam aspek epistemologi pun tergambarjelas adanya kesejajaran-kesejajaran mendasar. Yakni, sifatnya yangbukan saja mentransendensikan pendekatan diskursif-analitis, melainkanmalah mengandalkan pada metode iluminatif, kalau tak malahsepenuhnya mistis. Facia Mulia Shadra, hal ini mengambil bentuk teorinyatentang pengetahuan presensial, sedangkan pada Heidegger pada gagasannya tentang berpikir (denken) yang memujikan pemahamanpoetik. Beberapa pertanyaan kunci yang hendak dijawab dalam penelitiandisertasi ini adalah: 1. Mungkinkah menjelaskan pengalaman mistis, yang biasanyadianggap tidak terperikan, melalui bahasa dan aturan-aturan berpikir yangbisa diverifikasi secara publik, khususnya dalam kerangka epistemologiMulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir; dan, jika bisa,seperti apa bentuknya? 2. Adakah kemungkinan bagi alternatif metode perolehanpengetahuan yang bersifat mistis? 3. Adakah sifat-sifat atau unsur-unsur mistis dalam pemikiranHeidegger, khususnya yang kemudian? 4. Apa sajakah kesejalanan-kesejalanan dan perbedaan-perbedaanantara epistemologi mistis Mulla Shadra dan gagasan Heidegger tentangberpikir? Tujuan Penelitian 1. Melanjutkan kajian intelektual tentang hakikat pengalaman mistis yang, betapapun juga, dirasakan masih sangat kurang-sekaligusmengkaji kemungkinan alternatif metode perolehan pengetahuan(knowledge acquisition) yang bersifat mistis, melalui penelitian atasepistemologi Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir. 2. Menggali Iebih jauh sifat mistis pemikiran Heidegger. 3. Mencari titik-titik kesejalanan dan juga perbedaan antara epistemologimistis Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memperkaya upaya-upaya dialog antara pamikiran Barat dan Timur,khususnya islam. 2. Mendukung upaya pengembangan spiritualisme atau mistisismeyang menghargai rasionalitas dan, dengan demikian, membantumencegah penyalahgunaannya oleh para pseudomistik untukmembodohi masyarakat yang mengikutinya. 3. Khusus dalam hubungannya dengan kajian atas gagasan Heideggertentang berpikir yang bersifat poetik, memperkaya bahan-bahan bagianalisis Iiterer (kesusastraan) terhadap karya-karya sastra-baikyang nyata-nyata mengambil bentuk puisi maupun prosa-yangmenggunakan bahasa-bahasa yang benar-benar bersifat poetik-imajinatif dan nonproposisional, yang menandai banyak di antarakarya-karya sastra modern dan pascamodern. |
D650-Haidar Bagir.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | D650 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2004 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | viii, 200 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
D650 | 07-17-356832069 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20425422 |