Perempuan Politisi dalam Partai Politik Pemilu 2014 : Keterwakilan Deskriptif vs Substantif
([Publisher not identified]
, [Date of publication not identified]
)
|
Keterwakilan perempuan di dalam partai dan lembaga legislatif terkait erat dengan tipologi sistem kepartaian yang 'office sekers'. keterakilan perempuan dalam partai politik dan lembaga legislatif masih bersifat deskriptif : untuk memenuhi persyaratan kuota 30 persen dalam pemilu 2014. munculnya fenomena caleg selebriti, artis, dinasti politik , dll meruapakn konsekuensi kepartaian yang berorientasi mengejar jabatan . tercapainya critical mass (30 persen anghota legislatif perempaun) di lembaga-lembaga politik ( partai dan parlemen) bukan jaminan munculnya keterwakilan perempuan yang substantif. dibutuhkan kehadiran critical actor unutk mengubah keterwakilan deskriptif menjadi substantif. |
No. Panggil : | 305 JP 19 (2) 2014 |
Subjek : | |
Sumber Pengatalogan : | |
ISSN : | 1410153x |
Majalah/Jurnal : | Jurnal Perempuan : untuk pencerahan dan kesetaraan 19 (2) Mei 2014. Hal.: 95-124 |
Volume : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Akses Elektronik : | |
Institusi Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan Universitas Indonesia, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
305 JP 19 (2) 2014 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20428100 |