Di dalam philosophy of mind, epifenomenalisme adalah sebuah gagasan bahwa relasi sebab-akibat mental dan fisikal bersifat satu arah. Mind atau kesadaran merupakan produk sampingan dari otak dan tidak dapat menyebabkan. Perkembangan ilmu pengetahuan empiris merupakan latar belakang yang menghasilkan pemahaman bahwa entitas yang mampu menyebabkan hanyalah entitas fisik, khususnya di bidang fisika dan neurofisiologi. Dengan demikian manusia bukanlah agen atau subjek yang memiliki tindakannya karena yang menjadi penyebab tidak lebih hanyalah neuron-neuron semata. Gagasan itu telah mengabaikan ontologi orang-pertama yang bersifat mental dan subjektif. Epifenomenalisme keliru memahami aspek fisik dan mental dari mind sebagai dua entitas yang eksklusif, serta menerapkan hukum fisikal ke dalam relasi di antara keduanya. Meskipun mind identik dengan otak, tetapi ia bersifat anomali karena gagal jatuh ke dalam hukum fisika, sehingga relasi di antara keduanya tidak dapat dijelaskan dengan ketat. In the philosophy of mind, epiphenomenalism is an idea that the causal relationship of mental and physical is unidirectional. Mind or consciousness is a byproduct of the brain and cannot be the cause. The development of empirical science is the background which results in the understanding that the only entity capable of causing is physical entities, particularly in the fields of physics and neurophysiology. Thus, human is not an agent or a subject who own their action because the cause is only neurons. The idea had been ignoring first-person ontology which has mental and subjective nature. Epiphenomenalism, thus, misunderstand the physical and mental aspects of the mind as two exclusive entities, as well as the physical laws apply to the relationships between them. Although the mind is identical with the brain, but it is anomalous because it fails to fall into the law. |