ABSTRAK Dalam tujuh tahun terakhir, jaringan fiber optik koheren telah memungkinkanberkembangnya generasi komunikasi optik digital berkecepatan tinggi. Teknologi transmisikoheren meningkatkan kapasitas dan jangkauan sistem transmisi fiber optik jarak jauh. Dengandidukung oleh teknologi laser koheren linewidth sempit, sistem modulasi multilevel, dan sistemdeteksi koheren, transmisi optik digital koheren dapat mencapai bit rate hingga 100 Gbit/s.Jaringan fiber optik koheren dengan kapasitas tinggi dapat memenuhi permintaanbandwidth yang tumbuh dengan cepat di industri telekomunikasi dan merupakan solusi palingefisien untuk mentransmisikan data berkecepatan tinggi pada jarak jauh (long haul). Fiber optikmenyediakan bandwidth besar dengan latency yang rendah. Perkembangan layangan dengankonsumsi bandwidth besar memerlukan jaringan transmisi long haul yang dapat membawa databerkecepatan 40Gbps -100 Gbps, dan diharapkan mencapai 400 Gbps - 1 Tbps di masa datang.PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) akan membangun sistem kabel laut optikkoheren dengan sistem DWDM berkapasitas 80x100Gbps dan jarak terpanjang sejauh 3.672km, menghubungkan Dumai sampai ke Menado, dengan nama Indonesia Global Gateway(IGG). Kabel laut ini menjadi jalur kontingensi layanan PT Telkom ke arah global yang selamaini hanya melalui Singapura, dengan memberikan jalur alternatif melalui Menado. Dalampelaksanaannya, diperlukan evaluasi dan verifikasi terhadap desain yang telah dibuat oleh timpembangunan IGG untuk menentukan optimal tidaknya sistem yang akan dibangun.Dalam tesis ini, dilakukan evaluasi terhadap desain sistem IGG, dengan pemodelanmenggunakan aplikasi simulasi jaringan optik Optisystem. Pemodelan dilakukan denganmempergunakan spesifikasi teknis perangkat pembentuk sistem jaringan IGG, dan diverifikasidengan memperhatikan pengaruh dispersi terhadap sistem dengan kecepatan tinggi (100 Gbps)long haul, pemilihan jenis modulasi, pemilihan jenis fiber optik, penggunaan sistem deteksikoheren, penyempitan linewidth dan pemodelan sistem DWDM. Parameter yang menjadi acuanevaluasi adalah bentuk konstelasi sinyal terima di penerima dan BER. ABSTRACT In the last seven years, the fiber optic network has enabled the development of nextgenerationcoherent optical high-speed digital communications. Coherent transmissiontechnology increases the capacity and coverage of fiber optic long haul transmission systems.Supported by a coherent narrow line width laser technology, along with the system of multilevelmodulation and coherent detection systems, the digital coherent optical transmission bit ratecan reach up to 100 Gbit / s.Coherent optical fiber network with high capacity can meet the demand for bandwidthand it is growing rapidly in the telecommunications industry since it is the most efficientsolution for transmitting high speed data. Fiber optics provides a large bandwidth with lowlatency. The development of services with a large bandwidth consumption require transmissionlong haul networks that can carry data speed 40Gbps -100 Gbps, and is expected to reach 400Gbps- 1 Tbps in the future.PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) is intentionally going to build a coherent opticalsubmarine cable system with a capacity of 80x100 Gbps DWDM systems and the longestdistance as far as 3,672 km, connecting Dumai to Manado, under the name Indonesia GlobalGateway (IGG). This sea cable into contingency lines PT Telkom towards global service,during which in the past only through Singapore, by providing an alternative route via Manado.In the implementation, evaluation and verification of the design that has been created by theIGG development team are needed, in order to determine whether or not the optimum systemto be built.In this thesis, evaluation of the IGG system design, modeling simulation of opticalnetwork using the application Opti-system. Modeling done by using technical specifications ofdevices forming the IGG network system, and verified by observing the effect of dispersion ofthe system at high speed (100 Gbps) long haul, the selection of modulation type, the choice ofoptical fiber, the use of the system coherent detection, narrowing the line width and modelingDWDM system. As parameter, the researcher uses the reference signal constellation form whichis received in the receiver and BER. |