Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text (rdacontent)
Tipe Media : unmediated (rdamedia); computer (rdamedia)
Tipe Carrier : volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier)
Deskripsi Fisik : xi, 56 pages : illustration ; 28 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S63291 14-17-849664514 TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20430081
 Abstrak
ABSTRAK
Dalam keseharian kota, terdapat ruang formal dan informal. Struktur kota, termasuk elemen-elemen ruang di dalamnya, memberikan peran dalam mengidentifikasi hadirnya ruang informal. Ruang informal digambarkan melalui ruang sisa kota yang timbul dari interaksi elemen dan pengguna ruang kota dalam keseharian. Aktivitas keseharian ?ngetem? atau ?mangkal? yang dilakukan oleh komunitas supir bajaj, sebagai salah satu pengguna ruang kota, mempertegas dua sisi representasi ruang kota, yaitu planner dan users. Upaya mengisi atau memanfaatkan ruang dilakukan melalui interaksi dan negosiasi ruang sisa di sekitar stasiun Manggarai. Sehingga, penting untuk memahami hubungan antara elemen ruang sisa kota dan bagaimana komunitas supir bajaj stasiun Manggarai memanfaatkan ruang tersebut dengan taktik dan strategi keseharian yang mereka lakukan. Salah satu penggambaran proses memahami hal ini melalui analogi ?dapur? kota.
ABSTRACT
In everyday life of the city, both formal and informal spaces exist. The structure of the city, including its physical elements, contributes in identifying informal space in urban life. Informal space is shown through leftover urban space that emerges from the interaction of elements and users of urban space in everyday lifes. 'Ngetem' or 'mangkal' done by the community of bajaj drivers, as one of the user of urban space, highlights the two sides of urban space representations, which are planners and users. Their efforts to occupy or utilize space are done through interaction and negotiation of leftover space around the Manggarai Station area. Therefore, it is important to understand the connection between the elements of leftover urban space around Manggarai Station and how the community of bajaj drivers occupy those spaces using their own tactics and daily strategies. One of the ways to understand the process of this urban informality's phenomena is by using the analogy 'kitchen' of the city.