Pengaruh pemberian fibronectin pada beta tricalcium phospate terhadap perilaku osteoblas studi in vitro = Effect of fibronectin in beta tricalcium phospate on osteoblastn activity in vitro
Pruput Dwi Mutiari Soekarno;
Iwan Tofani, supervisor; Boy M. Bachtiar, supervisor; Pradono, examiner; Herdi Eko Pranjoto, examiner; Lilies Dwi Sulistyani, examiner
(Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015)
|
Defek pada daerah kraniofasial memiliki struktur 3 dimensi yang rumit, sehingga memiliki tingkat kesulitan tersendiri saat dilakukan restorasi. Bone graft tetap menjadi pilihan utama pada rekonstruksi defek tulang segmental. Beberapa metode rekonstruksi defek tulang adalah dengan penggunaan bone graftberupa autograft, allograft, dan bone graft sintetik. Bone graft sintetik merupakan bahan yang paling mudah didapatkan, namun memiliki keterbatasan sifat osteogenik. Seperti beta tricalcium phospate yang terlalu cepat diresorbsi. Fibronectin merupakan komponen matriks ekstraselular yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas sel osteoblast sehingga meningkatkan potensi osteogenik pada bone graft sintetik. Metode: kultur sel osteoblas manusia (MG63) dalam jumlah yang cukup, dibagi dalam beberapa kelompok kelompok: kelompok 1 dipajankan dengan beta tricalcium phosphate dan kelompok lainnya dipajankan dengan beta tricalcium phospate dan fibronectin dengan konsentrasi yang berbeda . Pada hari ke-2, 6, 8 setelah pemajanan dilakukan pemeriksaan kadar osteokalsin terhadap kelompok-kelompok tersebut. Hasil yang didapat menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada ekspresi osteokalsin pada kedua kelompok. Kesimpulan: Peran Fibronectin untuk mempercepat dan meningkatkan konsentrasi osteoklasin pada sel osteoblast tidak terlalu signifikan. Fibronectin dapat digunakan sebagai scaffold dalam rekayasa jaringan. Kata kunci: bone graft, Beta tricalcium phosphate, fibronectin, sel osteoblast, osteokalsin. Craniofacial defect comprises of complex 3D structure, therefore have high level of difficulty to restore. In segmental bone defect, bone graft remain a gold standard. Several methods of in bone defect reconstruction are using autograft, allograft, and synthetic bone graft. Synthetic bone graft have high availability but less of osteogenic potency. Beta Tricalcium phospate have good structure but the resorbtion time is fast. Fibronectin is an extracelullar matrix component that can increase osteoblast cell activity and osteogenic potency in synthetic bone graft. Method: human osteoblast cell line (MG63) divided into several groups, one group was given Beta tricalcium phospate and other groups was given beta tricalcium phospate and fibronectin with different concentration. On day 2, 6, 8 concentration of osteocalcin wasmeasured. The result shows no significant different in osteocalcin expression in those groups. Fibronectin role in increasing and accelerating osteocalcin concentration are not too significant. Fibronectin can be used as a scaffold in bone regeneration. |
T-Pruput Dwi Mutiari Soekarno.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xvii, 81 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-138764576 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20432305 |