:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Desain konsolidasi operator seluler di Indonesia = Design for Indonesia mobile operators consolidation / Roland Febrian Siahaan

Siahaan, Roland Febrian; Gunawan Wibisono, supervisor; Muhammad Suryanegara, examiner; Arifin Djauhari, examiner ([Publisher not identified] , 2016)

 Abstrak

ABSTRAK
Meningkatnya penggunaan telepon pintar, layanan akses video dan dengan
ditetapkannya Rencana Pitalebar Indonesia yang salah satu sasarannya adalah
kecepatan akses minimum akan berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan
kapasitas total dari pelanggan. Untuk mengakomodasinya, para operator seluler
berupaya meningkatkan ketersediaan kapasitas total melalui peningkatan jumlah
site, penggunaan teknologi dengan efisiensi spektrum tinggi dan tambahan alokasi
spektrum frekuensi radio dari regulator. Namun demikian, adanya keterbatasan
spektrum frekuensi radio menjadi hambatan dalam meningkatkan ketersediaan
kapasitas tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya defisit spektrum yang
diderita oleh para operator seluler sehingga pada akhirnya akan memperburuk
kualitas layanan mobile broadband di Indonesia.
Permasalahan defisit spektrum tersebut dapat diatasi melalui konsolidasi
antar operator seluler. Namun demikian, praktik konsolidasi yang terjadi secara
alamiah selama ini hanya didasari untuk memperoleh tambahan alokasi spektrum
frekuensi radio dan kepentingan bisnis semata dengan mengabaikan norma akan
kelayakan layanan mobile broadband demi kepentingan pelanggan. Pelaksanaan
konsolidasi hendaknya didorong oleh adanya defisit spektrum namun tetap
memenuhi norma yang ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian model
dan desain konsolidasi operator seluler di Indonesia untuk memperoleh hasil yang
menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut.
Pelaksanaan konsolidasi dalam penelitian terbatas dilakukan pada operator
seluler yang beroperasi pada pita frekuensi 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz
yang terdiri dari Telkomsel, XL, Indosat dan H3I yang diamati dalam enam regional
layanan yaitu Sumatera, Jawa, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan
Maluku Papua. Desain konsolidasi dilakukan dengan ketentuan yaitu tiap
konsolidasi maksimum terdiri dari dua operator, proses migrasi paling sedikit,
alokasi kanal berdampingan dan tidak ada divestasi spektrum frekuensi radio.
Melalui desain yang telah ditentukan, diperoleh tiga skenario konsolidasi yaitu
skenario konsolidasi I terdiri dari konsolidasi H3I dengan Indosat, XL dan
Telkomsel, skenario konsolidasi II terdiri dari konsolidasi H3I dengan XL dan
konsolidasi Indosat dengan Telkomsel, dan skenario konsolidasi III terdiri dari
konsolidasi Indosat dengan XL dan konsolidasi H3I dengan Telkomsel. Adapun
untuk perhitungan dan analisis dilakukan dengan menggunakan metode
perhitungan INS melalui pengamatan hasil perhitungan spektrum rata-rata tiap
operator seluler pada regional bersangkutan saat sebelum dan sesudah konsolidasi
dilakukan sehingga dapat diperoleh adanya profil surplus atau defisit spektrum.
Sesuai tujuan penelitian, hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan adanya
konsolidasi dapat menurunkan defisit spektrum secara signifikan dan skenario
konsolidasi II memberikan hasil perhitungan defisit spektrum yang paling kecil.

ABSTRACT
The increasing use of smartphones, video access and the stipulated
Indonesia Broadband Plan whose target for the minimum access speed, will have
implications for the increase of total capacity requirement of subscribers. To
accommodate the requirement, the mobile operators attempt to increase total
available capacity by increasing in the number of sites, the implementation of
advanced technology offering high spectrum efficiency and acquiring an additional
allocation of radio frequency spectrum from regulator. Whereas, there is a
constraint of the radio frequency spectrum limitation for adequate allocation of
radio frequency spectrum requirement for the mobile operators. This will result in
spectrum deficit suffered by mobile operators which in turn will worsen the quality
of mobile broadband services in Indonesia.
The spectrum deficit problem can be solved through the consolidation
among mobile operators. However, today?s consolidation practice that occured
naturally by far is constituted to acquire additional allocation of radio frequency
spectrum and business interests simply by ignoring the norms of mobile broadband
services feasibility for the subscribers. Implementation of the consolidation should
be encouraged by the spectrum deficit but still fulfilling the stipulated norms. It is
therefore required in-depth research of consolidation models and designs among
mobile operators in Indonesia to obtain proper results as a solution to combat those
problems.
The implementation of consolidation in research is conducted on mobile
operators, whose operation at the frequency band of 900 MHz, 1800 MHz and 2100
MHz, comprising of Telkomsel, XL, Indosat and H3I by which observed in six
regional services of Sumatera, Jawa, Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
and Maluku Papua. The consolidation design is done by the pre-determined
encompassing as follows each consolidation consists of two operators at the most,
the least migration process, the contiguous bandwidth allocation and no radio
frequency spectrum divest. Through the pre-determined, it can be obtained three
consolidation scenarios i.e the consolidation scenario I comprises of consolidation
among H3I with Indosat, XL and Telkomsel, consolidation scenario II comprises of
consolidation among H3I with XL and consolidation among Indosat with
Telkomsel, and consolidation scenario III comprises of consolidation among
Indosat with XL and consolidation among H3I with Telkomsel. As for the estimation
and analysis are conducted by using the INS estimation method by observation of
average spectrum results on each mobile operator throughout the relevant regional
services at the moment before and after the consolidation process to obtain its
surplus or deficit spectrum profile. By the research perimeter accordingly, the
results of those estimations yield that the consolidation can reduce the deficit
spectrum significantly less than that of without consolidation, whereas the
consolidation scenario II obtains the least spectrum deficit.

 File Digital: 1

Shelf
 T46280-Roland Febrian Siahaan.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T46280
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2016
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiv, 131 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T46280 15-17-012501313 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20432489