Calabai dan negosiasi cair subjektivitas gender: posisi-posisi kompleks waria dalam Masyarakat Bugis di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan = Calabai and fluid negotiation of gender subjectivity complex positions of transgender women in Bugis society in Pangkajene and Kepulauan Regency South Sulawesi / Catharina Theresia Indirastuti
Catharina Theresia Indirastuti;
Mia Siscawati, supervisor; Elizabeth Kristi Poerwandari, examiner; Gadis Arivia Effendi, examiner; Irwan Martua Hidayana, examiner
([Publisher not identified]
, 2016)
|
ABSTRAK Penelitian ini mempelajari bagaimana calabai, istilah Bugis untuk waria atautransgender woman, menegosiasikan subjektivitas gendernya agar dapatmemperoleh posisi dalam masyarakat Bugis masa kini. Eksistensi dan perancalabai telah diakui dalam tradisi Bugis selama beratus tahun. Perubahan sistemsosial dalam masyarakat Bugis, terutama masuknya Islam dengan sistem seks/gender yang dikotomis, pendidikan modern dan berubahnya sistem politikmembawa perubahan mendasar dalam konteks hidup calabai. Sebagian calabaibertahan pada peran tradisionalnya, sedangkan lainnya memasuki peran nontradisionaldalam konteks sosial dengan sistem gender yang lebih dikotomis.Penelitian kualitatif ini mempelajari kehidupan 12 calabai dalam beragam peran.Dengan mengadopsi sudut pandang Michel Foucault mengenai sistem kuasa,Judith Butler tentang performativitas gender, serta Patricia Hill Collins tentangopresi interseksional, ditemukan bahwa subjektivitas gender dinegosiasikan secaracair sepanjang hidup calabai. Negosiasi subjektivitas gender calabai memilikibentuk yang sangat beragam, tidak kaku dan linier tetapi cair dan berubah-ubahdalam konteks hidup yang berkelindaan relasi kuasa yang beragam serta terusterjadi dalam tahapan hidup yang berbeda-beda. Subjektivitas gender calabaidibangun dengan tujuan yang beragam, tidak ada satu tujuan yang ideal dan stabil,namun berwarna-warni. ABSTRACT The research studied how calabai, the Bugis term for transgender woman,negotiates her gender subjectivity to own position in the current Bugis society.Calabai?s existence and roles have been acknowledged in Bugis tradition forhundreds years. Changes in social system, including the entry of Islam with itsdichotomous sex/gender system, modern education and changing political systemhave brought fundamental changes in calabai?s life context. Some calabai hold onto traditional roles, while others enter non-traditional roles in social context withstricter gender dichotomy. This qualitative research studied the life of 12 calabaiwith diverse roles. By adopting Michel Foucault?s viewpoint on power systems,Judith Butler?s gender performativity and Patricia Hill Collins? intersectionoppression, the research found that gender subjectivity is negotiated fluidly in acomplex way throughout calabai?s life. Different calabai negotiate her gendersubjectivity in different ways, the process is not rigid and linear but fluid andchanging through different life context that intertwined with power relations andthrough life stages. Calabai gender subjectivity is constructed with diverse aim,there is no ideal and stable aim, but expressed in a colourful ways; |
![]()
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2016 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiii, 297 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-18-022924634 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20433098 |