ABSTRAK Konsentrasi PM2,5 di udara dapat mempengaruhi kesehatan apabila terhirup olehmanusia karena akan terdeposit ke dalam alveoli yang akan menimbulkan reaksiradang yang mengakibatkan daya kembang paru menjadi terbatas danmenurunkan fungsi paru pada manusia. Pekerja yang bekerja di industri kerajinanbatu ukir mempunyai risiko tinggi terpajan oleh PM2,5 yang dihasilkan dari prosespemotongan, pembentukan dan penghalusan menggunakan gerinda. Penelitian inibertujuan mengetahui hubungan pajanan debu PM2,5 terhadap gangguan fungsiparu pada pekerja dengan desain studi cross sectional yang dilakukan padaseluruh pekerja industri kerajinan batu ukir yang memenuhi kriteria inklusi daneksklusi di desa Allakuang, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrapsebanyak 100 orang. Pemeriksaan faal paru menggunakan spirometri sedangkanpengukuran konsentrasi PM2,5 di ruang kerja menggunakan Haz dust EPAM 5000.Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil analisismenunjukkan hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengangangguan fungsi paru (4,17 ;1,68- 10,38). Faktor lain yang mempengaruhi adalahmasa kerja (2,41; 1,05-5,52) dan kecepatan angin (4,77 ;1,93-11,77). Pada analisismultivariat menunjukkan bahwa pekerja yang bekerja pada lingkungan kerjadengan konsentrasi PM2,5 yang tidak memenuhi syarat memiliki risiko 6,86 kalimenderita gangguan fungsi paru setelah dikontrol dengan variabel kecepatanangin, kelembaban, suhu, masa kerja dan penggunaan APD. Penelitian inimenyimpulkan didapatkan hubungan bermakna antara tingkat pajanan debu batudengan gangguan fungsi paru. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalianterhadap pajanan debu batu dan hasil penelitian ini diharapkan dapatdipergunakan sebagai acuan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatanpada pekerja serta pelaksanaan monitoring lingkungan kerja serta surveilanskesehatan kerja. ABSTRACT PM2,5 concentration on the air can affect health when inhaled by human. It will bedeposited in the alveoli that could inflict an inflammatory reaction that causereduce lung volume and decreasing the lung function in human. Workers whowork in stone carving craft industry had a high risk of PM2,5 exposure that resultedfrom the process of cutting, forming and refining by using grinder. This crosssectional study purposed to assess the relationship between exposure of PM2,5 dustand impaired lung function among 100 workers who had fulfilled the inclusionand exclusion criteria in the Allakuang village, Maritengngae subdistrict, SidrapDistrict, South Sulawesi Province. Lung function was assessed by spirometry.PM2,5 concentration in the workspace was assessed by Haz dust EPAM 5000.Logistic regression analysis was carried out and showed a significant correlationbetween the PM2,5 concentration with impaired lung function (4,2; 1,68- 10.38).Another determinant factor was the work duration (2.4; 1,05-5,52) and wind speed(4,8; 1.93-11.77). Multivariate analysis showed that worker who work on thework space with high concentration of PM2,5 tend to have 6.86 times higher risk ofsuffering from impaired lung function after adjusted by wind speed, humidity,temperature, work duration and using PPE (Personal protective equipment). Therewas significant association between the level of dust exposure with impaired lungfunction. Hence, it is necessary to control the dust exposure.The finding of thisstudy could be used as a consideration of health and safety programsimplementation among workers and monitoring the implementation of work spaceand also the surveillance of occupational health. |