ABSTRAK Latar belakang : Insomnia merupakan gangguan tidur yang sering dialami pascatraumakepala, tetapi faktor yang berhubungan dengan insomnia belum banyak diketahui.Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi insomnia pascatrauma kepala dan faktoryang berhubungan.Metode penelitian: Desain penelitian potong lintang deskriptif menggunakan PittsburghSleep Quality Index (PSQI) versi Bahasa Indonesia pada pasien pascatrauma kepala diPoliklinik Neurologi RSUPN Ciptomangunkusumo, RSUD Pasar Rebo dan RSPADGatot Soebroto selama bulan Maret-Mei 2016 dengan onset minimal tiga bulan. Faktoryang dianalisis adalah derajat keparahan trauma kepala, gambaran CT-Scan kepala,derajat nyeri kepala, gangguan depresi dan ansietas. Derajat keparahan trauma kepaladinilai berdasarkan skala koma Glasgow, lamanya pingsan, lamanya amnesiapascatrauma dan CT-Scan kepala. Insomnia ditetapkan jika skor PSQI >8. Nyeri kepaladinilai dengan numeric rating scale, gangguan depresi dan ansietas dinilai dengan MiniInternasional Neuropsychiatric Interview Version ICD-10 (MINI ICD-10).Hasil : Diantara 70 orang subjek pascatrauma kepala, didapatkan prevalensi insomniasebesar 33%. Subjek cedera kepala berat (31%) memiliki risiko 3,4 kali mengalamiinsomnia dibandingkan cedera kepala ringan (42%) (IK 95% 1,072-10,806). Subjekdengan nyeri kepala sedang sampai berat (26%) memiliki risiko 5,78 kali mengalamiinsomnia dibandingkan subjek tanpa nyeri sampai nyeri kepala ringan (74%) (IK 95%1,730-19,315). Tidak didapatkan hubungan antara gangguan depresi (9%), ansietas (3%)dengan insomnia.Kesimpulan : Insomnia banyak dijumpai pascatrauma kepala. Keluhan nyeri kepalasedang sampai berat, dan cedera kepala berat merupakan faktor yang berhubungandengan insomnia ABSTRACT Background : Insomnia is very common following traumatic brain injury (TBI), but therelated factors with insomnia is less known. This study was aimed to determine theprevalence of insomnia after TBI and related factors.Methods : Cross-sectional descriptive study using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)Indonesian version on patients with history of TBI, with a minimum of three months sinceonset, in Neurology clinic of Cipto Mangunkusumo general hospital, Pasar Rebo generalhospital and Gatot Soebroto Army hospital during March-May 2016. The analyzedfactors consisted of: severity of TBI, head CT-Scan findings, severity of headache,depression, and anxiety disorders. Severity of TBI was assessed on Glasgow coma scale,duration of loss of consciousness, duration of post traumatic amnesia and head CT-Scanfindings. Insomnia was determined if PSQI score > 8. Severity of headache was measuredby numeric rating scale, depression and anxiety disorders were assessed based on MiniInternasional Neuropsychiatric Interview Version ICD-10 (MINI ICD-10).Results : Prevalence of insomnia among 70 subjects after TBI was 33%. Severe TBIsubjects (31%) had 3.4 times the chance of developing insomnia compared to mild cases(42%) (CI 95% 1.072-10.806). Moderate-severe headache subjects (26%) had 5.78 timesthe risk of having insomnia compared to no headache-mild headache cases (74%) (CI95% 1.730-19.315). No significant relation could be established between depression(9%), anxiety disorders (3%) with insomnia.Conclusion : Insomnia is common after TBI. Moderate-severe headache and severe TBIare the related factors of insomnia. |